REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Harga daging sapi di Kota Tangerang mulai berangsur turun menjadi Rp 90 ribu per kilo gram dari sebelumnya Rp 95 ribu per kilo gram. Namun harga tersebut dianggap pedagang masih tinggi sehingga tidak mampu menaikan omset penjualan.
Herman (38 tahun) pedagang daging sapi di Pasar Anyar Kota Tangerang mengatakan harga daging mulai turun sejak minggu ini. "Sekarang turun Rp 90 ribu per kilo, sebelumnya Rp 95 ribu, bahkan pas awal puasa nyampe Rp 110 ribu," katanya, Rabu (24/7).
Menurut dia, turunnya harga tersebut karena pasokan daging tersedia saat ini. Ia setiap hari memasok daging sekiar satu ekor dari Selapajang, Kota Tangerang.
Menurut Herman, meskipun harga daging mulai turun tetap saja tidak menaikan pendapatannya. Sebab, harga daging masih berkisar Rp 90 ribu tetap tinggi untuk masyarakat. Sehingga daya beli masyarakat tetap rendah setelah kenaikan harga daging menjelang Ramadhan lalu.
Akibatnya yang sebelumnya penghasilannya tidak mencapai Rp 10 juta sehari padahal biasanya lebih dari itu. "Daya beli masyarakat masih kurang, omset pun turun. Kalau harga daging Rp 70 – 80 ribu per kilo mungkin bakal ramai lagi baru bisa untung," paparnya.
Ia menuturkan seharusnya pemerintah memperbanyak sapi hidup bukan mengimpor daging beku. Sebab, menjual daging impor beku lebih sulit karena banyak pembeli yang mengira daging beku sudah tidak segar lagi. Selain itu, ada yang khawatir adanya penggunaan pengawet.
Pedagang lainnya, Suradi (35) mengatakan hal yang sama meskipun harga sudah turun tetap tidak mampu menambah keuntungan. Menurut dia, penurunan pendapatannya mencapai 50 persen dari sebelumnya.
Saat ini, pembeli masih menganggap terlalu tinggi harga tersebut sehingga mengharapkan harga turun kembali. Selain itu, menurut dia daging lokal lebih diminati dapripada daging impor. Sebab, daging impor mengandung air lebih banyak karena sudah dibekukan.