Rabu 24 Jul 2013 12:08 WIB

Said Aqil: Negara Ini Belum Beriman

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua PB NU Said Aqil Siradj saat berpidato dalam Harlah ke-90 Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Senin (27/5) malam
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua PB NU Said Aqil Siradj saat berpidato dalam Harlah ke-90 Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Senin (27/5) malam

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum PBNU  Said Aqil Siradj menyatakan, visi NU  yang harus dilaksanakan PKB adalah mendorong masyarakat Indonesia untuk beriman kepada Allah SWT.

"Kewajiban pertama PKB  memperkuat masyarakat Indonesia agar beriman pada Allah,  disiplin dalam menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan  larangan-Nya," terangnya, Selasa (23/7) malam.

Bangsa yang tidak beriman, ujar Said, pasti akan hancur. Di Timur Tengah,  individunya memang beriman tetapi  sebagai bangsa, Timur Tengah sedang menghadapi krisis iman makanya saat ini keadaan di sana kacau.

Di Indonesia, kata Said, warganya  secara individu beriman namun korupsi masih merajalela. Artinya, ujar Said, negara ini belum beriman kepada Allah.

Saat ini, ujar Said,  pemilu maupun demokrasi sudah berjalan namun itu baru kulitnya. Subtansinya, yakni mewujudkan masyarakat adil, sejahtera, nyaman dan tentram belum tercapai.

Menurutnya, PKB merupakan partai yang dideklarasikan oleh lima ulama besar yakni,  Ilyas Ruhyat, Munasir Ali, Abdurrahman Wahid, Muhith Muzadi, dan Mustofa Bisri. Partai ini dilahirkan untuk  membawa visi misi NU dalam ranah politik.

"Ini merupakan partainya para ulama NU. Makanya jangan ragu terhadap PKB," kata Said dalam acara peringatan Hari Lahir PKB ke-15 di Jakarta, Selasa malam, (23/7).

Menurutnya, sulit dibantah kalau PKB  bukan partainya  NU. Sebab  AD dan ART-nya PKB itu sama  persis dengan AD dan ART-nya NU. "Bedanya kalau NU ormas, kalau PKB itu partai," kata Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement