REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan akan segera mengimpor sapi siap potong asal Australia. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan harga daging yang sedang melonjak tinggi.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi mengatakan, pihaknya akan mendatangkan 6500 ekor sapi secara bertahap. Tahap pertama, kata dia, akan datang 1500 ekor sapi pada 1 Agustus 2013.
Kemudian, pada 3 dan 16 Agustus juga akan datang lagi masing-masing 1500 sapi. Selanjutnya, 2000 ekor sapi lainnya akan tiba pada 18 Agustus.
"Saat datang ke Indonesia, sapi-sapi itu akan langsung disebar ke rumah pemotongan hewan yang memenuhi kriteria," ujar dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta. Selasa (23/7).
Bachrul menambahkan, pemerintah sengaja mendatangkan sapi siap potong untuk penghematan. Sebab, impor sapi siap potong telah memperpendek mata rantai penjualan daging.
Dia mengatakan, dengan masuknya sapi impor tersebut diharapkan dapat menurunkan harga daging menjadi Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram pada H-2 Idul Fitri. Namun demikian, lanjut dia, ketika harga daging sudah stabil, pemerintah akan berhenti melakukan impor.
Perum Bulog, kata Bachri, juga akan mendatangkan 57 ton daging sapi pada 24 Juli. Selanjutnya, pada tanggal 25 Juli akan datang 570 ton daging sapi lagi yang dikirimkan melalui kapal laut.
Dia meyakinkan, daging impor yang didatangkan dari Australia tersebut, telah memiliki sertifikat halal. Semua daging, kata dia, diambil dari rumah pemotongan hewan yang telah memiliki akreditasi dari lembaga pemberi label halal di negara kangguru tersebut.
Selain itu, kata dia, elemen halal juga menjadi persyaratan utama yang harus dipenuhi importir yang akan mendatangkan daging. "Kalau tidak halal tidak boleh masuk," tegasnya.