Selasa 23 Jul 2013 11:52 WIB

Kalbar Tolak Daging Impor

Pedagang memotong daging sapi lokal dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7). Penolakan pedagang terhadap daging impor milik Bulog terjadi di sejumlah pasar di Jakarta. Selain stok masih ada, pedagang beralasan kualitas daging impor milik Bulog k
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pedagang memotong daging sapi lokal dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7). Penolakan pedagang terhadap daging impor milik Bulog terjadi di sejumlah pasar di Jakarta. Selain stok masih ada, pedagang beralasan kualitas daging impor milik Bulog k

REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK--Provinsi Kalimantan Barat menolak masuknya daging impor karena stok di tingkat peternak dan pedagang masih mencukupi hingga Lebaran.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Selasa, kesepakatan itu hasil pertemuan dengan peternak dan pedagang beberapa waktu lalu.

"Jadi, dari hasil evaluasi, udah cukup di Kalbar. Stok ada, dan kalau memang butuh daging impor, Pemprov siap memfasilitasi," ujar dia.

Ia melanjutkan, saat ini harga daging sapi di Kota Pontianak selaku konsumen terbanyak di Kalbar, sudah turun. "Sekarang harganya di kisaran Rp95 ribu per kilogram," kata Abdul Manaf Mustafa.

Ia mengimbau warga supaya jangan memaksakan diri untuk membeli daging sapi ketika harga tengah tinggi. "Kalau harga di atas Rp 100 ribu, sebaiknya jangan membeli. Beli daging yang lain saja," ujar dia.

Ia memperkirakan, kebutuhan daging sapi untuk Lebaran di Kota Pontianak sekitar seribu ton.Pihaknya juga menyediakan lima ton daging sapi beku untuk pasar murah menjelang Lebaran.

Dia mengakui, warga belum terbiasa membeli daging beku meski kualitasnya sama dengan daging segar. "Butuh enam jam untuk mencairkan daging beku," kata dia.

Ia mengingatkan agar jangan membeli daging yang diragukan kehalalan serta kesehatan pangannya. "Karena berasal dari negara yang belum bebas penyakit kuku dan mulut, seperti India," kata Abdul Manaf Mustafa.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement