Senin 22 Jul 2013 16:40 WIB

Pedagang Enggan Jual Cabai dan Bawang Impor

Rep: Halimatus Sa'diyah (c01)/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dalam waktu dekat akan segera mengimpor cabai merah dan bawang merah dari Vietnam dan Cina untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Namun, belum juga impor itu dilakukan, pedagang sudah mengungkapkan enggan menjual komoditi impor tersebut.

Wawan, salah satu pedagang sayuran di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat mengatakan, cabai merah impor kurang diminati pelanggan. Sebab, kata dia, cabai impor rasanya kurang pedas. Sementara, bawang merah impor ketika dimasak kurang harum aromanya. "Jangankan bawang merah impor, bawang merah yang bukan dari Brebes saja rasanya sudah beda," ujar pedagang sayur yang baru berjualan di Pasar Benhil selama empat bulan ini, Senin (22/7).

Para pelanggan, menurut Wawan, hanya mau membeli komoditi impor yang kualitasnya sudah terjamin saja, seperti wortel, bawang putih, dan jeruk. Karenanya, dia mengatakan, akan tetap menjual barang lokal selama pasokannya masih ada. "Istilahnya mahal dikit juga pelanggan tetep mau," ucapnya.

Wawan sendiri saat ini menjual cabai rawit merah seharga Rp 80 ribu per kilogram. Harga tersebut, kata dia, sedikit turun dibanding tiga hari lalu ketika harganya masih Rp 100 ribu per kilogram. Sementara, bawang merah ia menjual seharga Rp 60 ribu per kilogram.

Dengan harga yang mahal tersebut, Wawan merasakan omzetnya menurun. Sebab, menurut dia, para pelanggannya kini lebih irit ketika memasak menggunakan cabai dan bawang. "Pelanggan biasanya beli setengah kilo sekarang jadi beli seperempat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement