Senin 22 Jul 2013 11:51 WIB

Merapi Bergemuruh, BPBD Provinsi DIY Siapkan Bantuan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hazliansyah
Gunung Merapi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kembali beraktivitasnya Gunung Merapi membuat para warga di sekitar lereng gunung panik. Mereka mengungsi ke kantor desa Glagaharjo untuk menyelamatkan diri.

Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY, Yoyok Mich, mengatakan pihaknya siap siaga memberikan bantuan kepada para pengungsi.

"Di sini (kantor desa Glagaharjo) posko sementara. Kami memberikan bantuan kepada pengungsi berupa susu untuk bayi, peralatan mandi, makanan dan lain-lain," katanya di kantor desa Glagaharjo, Senin (22/7).

Para pengungsi merupakan warga desa Kalitengah Kidul dan Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Menurut Yoyok, pihaknya telah menyiapkan lima angkutan untuk mengevakuasi para pengungsi, yang terdiri dari truk, ambulans, dan satu mobil strada.

Suara gemuruh yang berasal dari Gunung Merapi tersebut terdengar sekitar pukul 04.00 WIB yang disusul oleh abu vulkanik dan bau belerang. Hampir semua warga panik lantaran masih trauma dengan erupsi Merapi 2010.

Saat ini kondisi gunung merapi sudah dinyatakan aman. Sejumlah warga sudah ada yang kembali ke rumah masing-masing.

Sumarni, warga Kalitengah Kidul, mengaku sudah berani kembali ke rumah meskipun harus tetap waspada.  Ia yang tinggal di kawasan rawan bencana tersebut menolak menempati hunian tetap  yang diberikan pemerintah sebagai tempat relokasi akibat erupsi Merapi 2010.

"Yang di huntap (hunian tetap) saja masih mengungsi, lha mendingan (lebih baik) saya tinggal di sini, sama saja. Di sana ternak mau dikasih makan apa," katanya.

Sementara itu, sebagian para lanjut usia yang masih mengungsi di posko telah diantarkan pulang oleh relawan menggunakan mobil. Kegiatan belajar mengajar di sekolah pun masih tampak berlangsung.

"Aktivitas masyarakat masih seperti biasa, sekolah masih berlangsung, tapi ada warga yang tidak berani untuk pergi ke ladang," kata Yoyok.

Ia menambahkan hingga saat ini, getaran dari Gunung Merapi masih terdeteksi. "Info dari BPPTK getaran masih ada sampai sekarang," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement