Senin 22 Jul 2013 09:08 WIB

Gunung Merapi Erupsi, Masyarakat Diimbau Tetap Tenang

Rep: Fenny Melisa/ Red: Heri Ruslan
Abu vulkanik gunung Merapi
Foto: ANTARA
Abu vulkanik gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Merapi mulai mengeluarkan erupsinya Senin (22/7). Erupsi terjadi pukul. 04.22 hingga 05.35 WIB dan ditandai dengan guguran yang terdengar dari Pos Kaliurang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektroniknya mengatakan erupsi mengeluarkan gumpalan asap berwarna coklat kehitaman beserta lontaran material berwarna merah hingga ketinggian 1.000 meter dari puncak Merapi yang teramati dari Pos Selo, Boyolali.

Hujan abu dan pasir halus pun terjadi di wilayah Deles, Tlogowatu, Kemalang, Balerante, Klaten di Jawa Tengah dan di sekitar Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen di daerah Cangkringan, Kaliurang Sleman Yogyakarta.

"Hujan abu hingga 7-14 km dari puncak Merapi ke arah Klaten dan Sleman," katanya Senin (22/7).

Ratusan masyarakat di Kemalang Klaten mengungsi di Kantor Kecamatan Kemalang dan di daerah Bawukan. Sedangkan masyarakat di Cangkringan mengungsi ke Balai Desa Glagah Harjo.

"Sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing," tutur Sutopo.

Namun, kelompok rentan, yaitu lansia, ibu menyusui dan anak-anak saat ini masih mengungsi di Balai Desa Glagahharjo dan masyarakat di Desa Jrakah Boyolali  mengungsi ke desa terdekat.

Di Magelang, masyarakat sekitar Merapi hanya keluar rumah karena suara gemuruh gunung Merapi.

 

Sutopo mengatakan BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Provinsi Yogyakarta, BPBD Klaten, BPBD Sleman, BPBD Magelang, BPBD Boyolali, BPPTKG, dan PVMBG Badan Geoologi.  Kepala BPPTKG dan PVMBG, kata dia,  menyatakan bahwa status Gunung Merapi masih Normal.

Meski begitu, Sutopo menuturkan, aktivitas Merapi akan dievaluasi apakah aktivitasnya akan berlanjut ke erupsi magmatik atau tidak.

Ia menambahkan status aktivitas gunungapi memiliki 4 tingkatan yaitu normal aktif, waspada, siaga, dan awas.

Gunungapi, katanya, umumnya memiliki sifat slow on set. Artinya bencana tidak terjadi secara tiba-tiba dan dapat diprediksikan.

"Pemantauan akan diintensifkan. Masyarakat dihimbau tetap tenang dan selalu siapsiaga," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement