Senin 22 Jul 2013 03:51 WIB
Calon Presiden

PAN Mulai Jalin Komunikasi dengan Parpol Lain

Rep: Ira Sasmita, Ahmad Islamy Jamil/ Red: M Irwan Ariefyanto
Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa menyampaikan pandangan pada Temu Kader PAN se-Jabotabek, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Ahad 17/2).
Foto: ANTARA/Wahyu Putro
Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa menyampaikan pandangan pada Temu Kader PAN se-Jabotabek, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Ahad 17/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Siapa calon presiden dari Partai Amanat Nasional (PAN)?  Saat ini PAN tidak hanya menjajaki komunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. PAN juga menjajaki kemungkinan koalisi dengan Partai Gerindra dan Partai Golongan Karya (Golkar). “Kami sudah komunikasi dengan Prabowo, dengan Aburizal Bakrie juga. Dan, yang tak boleh dilupakan, Bang Hatta Rajasa dekat dengan Demokrat juga,” ujar Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo, Ahad (21/9).

Terkait komunikasi dengan PDI Perjuangan, Dradjad mengatakan, PAN tidak hanya mempertimbangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), tapi juga Megawati Soekarnoputri. Sebab, PDI Perjuangan belum menetapkan siapa yang akan diusung sebagai capres. Keputusan terakhir berada di tangan Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan. “Kami belum mencoret nama Bu Mega karena Bu Mega masih Ketum PDI-P. Dan, beliau masih sangat memungkinkan diusung dalam pencapresan,” ujar Dradjad.

Pengamat Politik LIPI Firman Noor mengatakan, semua peluang pencapresan sangat bergantung pada hasil Pemiliihan Umum (Pemilu) 2014. Karena itu, komunikasi yang dilakukan Hatta dan Jokowi ataupun Prabowo dan Jokowi bukanlah hal yang luar biasa.

Dia menjelaskan, apa yang dilakukan Jokowi dan Hatta tidak jauh berbeda dengan pertemuan Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh pada acara buka bersama awal Ramadhan lalu. “Manuver-manuver politik semacam ini akan terus berjalan sepanjang 2013-2014,” kata dia.

Sejauh ini, beberapa partai sudah mengumumkan calon untuk pemilihan presiden (Pilpres) tahun depan. Partai Golkar akan mengusung Aburizal Bakrie, Partai Gerindra mengusung Prabowo, dan PAN mengusung Hatta Radjasa.

Namun, berbagai lembaga survei menempatkan Jokowi sebagai capres yang paling populer. Pekan lalu, lembaga survei Pusat Data Bersatu menempatkan Jokowi sebagai calon presiden yang paling disukai (faktor akseptabilitas).

Jajak pendapat dilakukan pada 11-18 Juni 2013 dengan total responden 1.200 orang. “Dalam kategori capres yang paling disukai, Jokowi berada di urutan pertama. Dia disukai oleh 77,90 persen responden,” kata Peneliti Pusat Data Bersatu (PDB) Agus Herta, pekan lalu.

Angka yang diperoleh Jokowi atau jauh di atas Megawati di peringkat empat hanya disukai oleh 57,82 persen publik. Pengamat politik dari LIPI juga mengatakan, hanya Jokowi yang bisa mengalahkan capres dari kalangan purnawirawan (pensiunan TNI), seperti Prabowo Subianto.

Berdasarkan survei yang dilakukan LIPI, Jokowi ditempatkan pada urutan paling atas, sedangkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di urutan kedua.

Ikrar mengemukakan bahwa semua partai politik (parpol), termasuk Partai Demokrat, menginginkan Jokowi sebagai capres yang diusungnya. “Alangkah bodohnya bila Ketua Umum PDI Perjuangan masih tetap maju dan tidak menempatkan anggotanya (Jokowi) sebagai bursa capres. Kebodohan politik yang tidak akan dilupakan seumur hidupnya. Megawati ditaruh ke siapa saja akan susah,” ujar dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement