REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penerapan kurikulum baru pendidikan tidak dapat dilaksanakan secara instan dan jangan terlalu dipaksakan. Resiko penerapan kurikulum yang dipaksakan ini cukup besar.
"Yang terjadi bukanlah sebuah perubahan yang mengarah pada perbaikan, tapi justru menambah runyam dunia pendidikan," kata pakar pendidikan, Sudharto di Semarang, Ahad (21/7).
Menurutnya, kurikulum pendidikan tidak boleh dilakukan secara instan sebagaimana penerapan kurikulum 2013 oleh Kementerian Pendidikan saat ini. Ketika guru di daerah juga belum siap perubahan ini jangan dipaksakan.
Karena ujung tombak pelaksanaan perubahan kurikulum ini adalah guru. Sehingga Kemendikbud jangan sampai menyalahkan guru jika proses pelaksanaan kurikulum 2013 ini nantinya juga bermasalah.
Sudharto mengatakan jika saat ini guru ditanya kesiapannya untuk melaksanakan kurikulum baru pasti akan mengatakan siap. Mana mungkin guru berani mengatakan tidak siap.
Padahal hampir semua guru yang berdiri di depan kelas, dengan memegang kurikulum baru itu, dalam melaksanakan kepada peserta didik masih seperti biasa, seperti kurikulum lama.
Sudharto bahkan menyebut pemaksaan penerapan kurikulum 2013 ini lebih mengesankan sebuah 'aksi' akrobatik yang dilakukan Mendikbud Mohammad Nuh.
"Karena saya melihat sangat instant dan penerapan kebijakan ini juga tidak diawali dengan proses yang cermat dan minim sosialisasi," tegas Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI ini.