Ahad 21 Jul 2013 05:52 WIB

Daging Impor Masuk, Harga Daging di BekasiTurun

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Djibril Muhammad
Daging sapi impor (Ilustrasi)
Daging sapi impor (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pasokan daging impor telah disebar ke berbagai pasar tradisional, termasuk di Kota Bekasi. Beberapa pasar tradisional seperti Pasar Baru Kota Bekasi dan Pasar Kranji sudah terlihat adanya penurunan harga akibat masuknya pasokan daging impor ini.

Salah seorang pedagang daging di Pasar Kranji Baru Kota Bekasi, Ujang (39 tahun), mengatakan kepada Republika, Sabtu (20/7), saat ini harga daging sapi sudah mulai turun. "Dua hari ini, harga daging turun menjadi Rp 80 ribu dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 110 ribu," ujarnya.

Dia menambahkan, penurunan harga daging ini terkait telah masuknya pasokan daging impor di pasaran. Ujang menegaskan, hanya beberapa pedagang saja yang menjual daging impor. Pedagang lebih memilih menjual daging sapi lokal ketimbang daging impor.

Ujang menjelaskan, mutu daging lokal jauh lebih baik bila dibandingkan dengan daging impor. Tak ayal meskipun daging impor masuk, pembeli tetap memilih daging lokal.

Hal serupa dikatakan pedagang daging di Pasar Baru Bekasi, Mustapa (48 tahun), mengatakan, harga daging lokal saat ini menurun, pascamasuknya daging impor di pasaran.

Dia menjelaskan, dengan menurunnya harga ini para pembeli tak canggung lagi untuk membeli daging dalam jumlah yang besar.

Ketika ditanyakan lebih memilih menjual daging impor atau lokal, Mustapa menjelaskan, lebih memilih menjual daging lokal di lapaknya.

Sebab, tak jarang daging impor yang masuk ke pasaran ini tidak segar seperti daging lokal yang biasa dijual di lapaknya ini.

Di tempat terpisah, Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), saat dihubungi mengatakan, sejauh ini berkenaan kebijakan pemerintah untuk memasok daging impor menuai kecaman dari para pedagang. "Pedagang menginginkan kebijakan ini dibicarakan terlebih dahulu," ujarnya.

Dia menambahkan, tidak teraturnya harga daging di pasaran ini kan ulah dari peternak besar. Terlepas dari itu, para importir besar pun memiliki andil dalam keadaan harga daging yang tak terkendali ini. Pedagang akan memilih daging lokal yang segar bila dibandingkan dengan daging inpor yang terkadang tak segar.

Dia menegaskan, kebijakan pasokan daging impor ini yang terpenting adanya pemantauan di Rumah Potong Hewan (RPH) di berbagai kota. Ditakutkan, dagingnya ada, akan tetapi sapinya sendiri tidak ada di RPH. Hal ini bisa berdampak beredarnya daging impor yang tidak segar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement