REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Konsep ke depan Kawasan Malioboro akan dimanfaatkan sebagai kawasan pedestrian.
Di Malioboro hanya ada jalur bus satu arah ke arah istana, kemudian yang ke arah utara hanya untuk andong dan becak sedangkan perparkiran hanya ada di kawasan Tugu dan kantong parkir di sekitar Malioboro.
Hal itu dikemukakan Direktur Pengembangan Kerjasama Pemerintah-Swasta Bappenas Bastari Panji Indra pada wartawan, usai menyampaikan konsep pengembangan pedestrian Malioboro dan kawasan Tugu kepada Pemerintah DIY, di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (19/7).
"Tadi Bappenas melakukan konfirmasi kepada pemerintah DIY tentang bagaimana konsep pengembangan, struktur pngaturan kerja sama kelembagaan antara swasta dan pemerintah, kira-kira model kerja sama seperti apa serta kita perjelas langkah selanjutnya seperti apa," ungkap dia.
Menurut dia, dalam pengembangan kawasan pedestrian Malioboro Bappenas hanya memfasilitasi dan memberikan bantuan teknis. Sedangkan untuk proyek pembangunannya merupakan kewenangan Pemda DIY.
Dikatakan dia, telah disepakati konsep pengembangan untuk kawasan tugu dan pedestrian Malioboro, model kerja sama pemerintah-swasta yang dimodifikasi sudah disepakati.
"Di samping itu kami sudah menyepakati langkah lanjutan yakni ditargetkan Desember 2013 sudah mulai mencari swasta dengan prakualifikasi siapa yang berminat menjadi investor," tuturnya.
Menurut Bastari, pihak swasta yang akan membangunkan mal, parkir, pedestrian yang hubungkan stasiun Tugu dan Malioboro, perbaikan dan pemeliharaan kawasan pedestian Malioboro, serta membangun taman.
Di sisi lain swasta akan diberi hak untuk bisa bangun mall dan hotel yang disewakan, ia menjelaskan. Sementara itu sebelum akhir 2013 yang akan dilakukan adalah penataan parkir motor temporer di Malioboro yang merupakan kerjasama GIZ Jerman dengan pemerintah Pemda DIY.