REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mengimpor daging sebanyak dua ton untuk menstabilkan harga. Rencananya komoditas tersebut akan masuk ke sembilan kota besar seperti, Surabaya, Malang, Gresik dan Sidoarjo.
Gubernur Jatim, Soekarwo mengatakan, pihaknya akan membuka impor sampai harga stabil, setelah itu akan kembali ditutup. Menurut dia, tiap-tiap daerah akan digelontorkan daging antara 1,5–2 ton sehingga, bertemu titik harga pasar, kisaran Rp 75 ribu.
"Rekomendasi Menteri Perdagangan RI terkait pengiriman impor untuk provinsi Jatim memang sebesar kuota tersebut," kata Soekarwo, Jumat (19/7).
Berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) sebelumnya, dia menyebutkan, Jatim memang menolak adanya impor daging. Namun, dia menyadari, bila penurunan harga berlangsung lama, maka konsumen yang nantinya akan dirugikan.
Untuk itu, pihaknya akan membuat kebijakan khusus untuk melangsungkan impor. Sebab, dia menyatakan, meski harga tinggi, namun keuntungan ternyata hanya berhenti di tingkat pedagang. Sedangkan para peternak tidak mendapatkan keuntungan. "Ini murni permainan pasar," ujarnya.
Ketua Aliansi Penjagal Sapi dan Pedagang Daging Segar, Muthowif mengatakan, untuk bisa menstabilkan harga, Pemerintah seharusnya menyediakan stok sapi siap potong, bukan daging impor. Sebab, kebutuhan masyarakat lebih condong pada konsumsi daging segar.
Di Pasar Wonokromo, harga daging sejauh ini masih stabil berkisar antara Rp75-85 ribu rupiah per kilogramnya. Menurutnya, daging impor hanya akan menjadi incaran pembeli besar seperti rumah makan dan restoran, bukan pembeli rumah tangga di pasaran.