REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Beberapa pedagang di pasar tradisional Kota Padang, Sumatera Barat, menyatakan meragukan kualitas daging sapi yang diimpor Perum Bulog sehingga berkeberatan untuk ikut menjualnya.
"Pedagang tidak berminat menjual daging sapi impor dari Bulog," kata Zainal, pedagang daging di Pasar Raya Padang, Kamis (19/7).
Menurut dia, pedagang meragukan kualitas daging sapi impor, dan khawatir rugi bila nanti konsumen tidak mau membeli daging dalam keadaan dibekukan. Daging sapi impor, katanya, di samping tidak sesegar daging sapi lokal, juga terlalu banyak mengandung lemak sehingga merugikan pedagang
"Lagi pula daging sapi impor kebanyakan gajih (lemak)-nya. Itu bisa sampai 3 kg dari 10 kg daging. Kami juga rugi kalau begitu. Maka, pedagang lebih suka menjual daging lokal yang tampak lebih segar," kata Zainal.
Hal senada juga dikatakan pedagang lainnya, Wan. Ia menyatakan pedagang telah mendengar akan masuk daging sapi impor, meskipun sampai saat ini belum ada daging impor dari Bulog yang masuk ke Padang. "Pedagang sangat tidak setuju masuknya daging sapi impor. Daging sapi impor tidak segar," kata dia.
Menurut Wan, saat ini pembeli di pasar tradisional Padang masih menyukai daging sapi lokal daripada daging sapi impor.
Walaupun harga daging sapi lokal lebih mahal dan sekarang sudah menembus Rp80 ribu hingga Rp95 ribu per kilogram, tetapi orang-orang maunya membeli daging sapi lokal karena lebih segar dibandingkan daging sapi impor. " "'Kalo' yang dari Bulog kan biasanya 'dibekuin' dulu," ungkap dia.
Jika pemerintah mau berusaha menurunkan harga daging di pasaran tambah Wan, lebih baik melakukan impor sapi pedaging untuk dibeli dengan harga terjangkau oleh peternak.
"Ini sangat membantu masyarakat atau peternak selain dapat menurunkan harga daging juga perekonomian masyarakat bertambah," jelas dia.