REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Para penjual daging sapi di Pasar Anyar sudah mengetahui adanya daging impor yang kemarin baru tiba di Jakarta. Namun, mayoritas mereka tak tergoda untuk menjual daging beku itu.
Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Anyar, Ujang, mengatakan, menjual daging sapi impor dalam jumlah sedikit, hanya sekitar lima kilogram. Ia menjual daging sapi itu seharga Rp 75 ribu per kilogram. Daging itu diperolehnya dari koperasi daging di pasar Kamis (18/7) dini hari.
Ia mengatakan, tak banyak pembeli yang menyenangi daging beku itu. Di lapak Ujang, daging sapi segar dijual dengan harga Rp 95 ribu per kilogramnya.
''Daging impor biasanya daging iga yang banyak lemaknya. Pembeli banyak yang tidak mau karena kualitasnya kurang bagus,'' kata salah satu penjual daging di Blok C, Eno. Pria paruh baya itu bertahan menjual daging sapi lokal segar walau harganya masih Rp 100 ribu per kilogram.
Ada juga daging yang Eno jual seharga Rp 80 ribu per kilogram. Daging itu biasanya daging yang menyatu dengan gumpalan lemak.
Sementara pedagang daging sapi lainnya, Uus, mengatakan karena menjual daging sapi beku itu opsional, ia memilih tidak menjualnya. ''Langganan saya mayoritas dari rumah makan. Mereka mengatakan rasa masakan daging segar dengan daging beku berbeda,'' ungkap Uus.
Uus berkomitmen menjaga kualitas dagangannya walau harus menjual dengan harga mahal. Pernah Uus menjual daging beku, pembeli yang memegang daging dan mengetahui daging dingin langsung batal membeli. ''Pedagang tentu tak mau kehilangan pelanggan,'' ujar Uus.
Rencananya, Bolog bersama Asosiasi Distributor Daging Indonesia dan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia akan melakukan operasi pasar. Ini merupakan upaya menekan harga daging sapi yang masih melangit. Operasi itu akan dilakukan di 48 pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Daging sebanyak 12 ton daging beku tiba di Jakarta kemarin. Daging itu merupakan daging impor beku dari Australia.