Rabu 17 Jul 2013 21:49 WIB

Jokowi Beri Seminggu Tuntaskan Aksi Mogok di Manggarai

Rep: Hannan Putra/ Red: Dewi Mardiani
Petugas melakukan pengerukan sampah dipintu air Manggarai, Jakarta.  (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Petugas melakukan pengerukan sampah dipintu air Manggarai, Jakarta. (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak petugas pintu air Manggarai Jakarta Selatan (Jaksel) menyatakan mogok kerja pada 12 Juli lalu, sampah-sampah sudah tampak menggunung. Puluhan ton sampah tersebut mengancam warga Jakarta apabila hujan datang. Tentu saja potensi banjir akan lebih besar.

Aksi mogok kerja dilakukan menyusul tertundanya pembayaran upah dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta selama empat bulan.  Karyawan dijanjikan pembayaran upah sampai kontrak tiga bulan berakhir. Tapi hingga kini yang terhitung empat bulan lebih, gaji tersebut belum juga kunjung dibayarkan.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengatakan persoalan tertundanya gaji petugas pintu air tersebut karena belum selesainya lelang yang digelar operator. "Itu urusannya operator, karena lelangnya belum selesai. Tapi mestinya operator bisa menalangi dulu. Tadi pagi sudah saya perintahkan untuk segera dirampungkan," papar Jokowi di kediaman Taufik Kiemas, Jakarta Pusat, Rabu (178/7).

Jokowi menjanjikan, penanggulanan masalah mogoknya petugas tersebut akan selesai paling lama seminggu. "Saya beri waktu paling lama satu minggu," tegasnya.

Tugas lima orang petugas di Pintu Air Manggarai memegang peran penting soal keselamatan warga Jakarta. Jika terjadi hujan dan tekanan air dari Bogor mencapai 150 cm, Jakarta terancam terendam banjir. Bahkan tekanan air mencapai 100 saja dari katulampa, Jakarta masih terancam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement