Rabu 17 Jul 2013 03:30 WIB

Petani Garut Keluhkan Air Tercemar Limbah Kulit

Limbah. Ilustrasi.
Foto: IST
Limbah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah petani mengeluhkan air yang mengalir ke areal pertanian tercemar limbah kulit menyebabkan hasil panen pertanian terganggu di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Ada sekitar 20 hektar sawah di Kelurahan Sukamenteri yang teraliri air limbah," kata salah seorang petani, Dede (46) di Kampung Copong, Kelurahan Sukamenteri, Kecamatan Garut Kota, Selasa (16/7).

Ia menuturkan limbah pengolahan kulit dari kawasan Sukaregang itu dibuang ke sungai dan mengalir ke irigasi yang dimanfaatkan petani untuk kebutuhan air lahan pertanian.

Cairan limbah kulit itu, kata Dede, sudah terjadi sejak tahun 1990-an menyebabkan air berubah warna kehitaman dan menimbulkan bau tak sedap. "Kondisi air untuk pertanian semakin jelek, bahkan menyebabkan sumur warga tidak bisa dipakai lagi karena tercemar limbah," katanya.

Ia mengungkapkan limbah itu mengakibatkan menurunkannya produktivitas padi setiap musim panennya.

Dede yang memiliki areal persawahan seluas 300 tumbak mengaku hanya menghasilkan gabah sebanyak 1,2 ton, padahal normalnya di lahan seluas itu mampu menghasilkan 3,6 ton gabah. "Kebanyakan bulir padinya kosong, warna kulit gabahnya juga menjadi kemerahan atau kehitaman," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement