REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muhammadiyah di usianya lebih dari satu abad dinilai belum begitu serius mengurus aspek ekonomi. Hingga saat ini Muhammadiyah baru melakukan gerakan serius di dua bidang yaitu pendidikan dan kesehatan.
Pernyataan itu disampaikan pengusaha nasional Soetrisno Bachir dalam acara Pengkajian Muhammadiyah, Selasa (16/7) di Aula Uhamka Jakarta. Menurut Bachir, Muhammadiyah jangan sampai mengabaikan sektor ekonomi.
“Muhammadiyah sampai saat ini belum melakukan gerakan ekonomi secara serius,” katanya.
Menurut SB, panggilan akrab Soetrisno Bachir, sejak lama bangsa Indonesia di jajah oleh bangsa asing. Ketika reformasi bergulir, tetap saja aspek ekonomi masih milik orang lain. “Orang Muhammadiyah belum masuk pada aspek ekonomi, kalau yang masuk ke politik sudah banyak,” katanya.
Untuk menggarap aspek ekonomi, kata SB, diperlukan mainset baru. “Dulu kita hanya menggagrap pendidikan dan sosial, sekrang harus menggarap ekonomi juga,” harapnya. Bachir bahkan sangat hawatir ketika pertemuan pengusaha Muhammadiya sedangkan yang hadir selalu sedikit.
Di Muhammadiyah, menurut SB, harus meliki gerakan baru yaitu gerakan bisnis Muhammadiyah. Cuma, kata dia,membangun gerakan bisnis membutuhkan proses, tidak perlu instant.
“Untuk memulainya, Muhammadiyah harus mulai pada kader sejak dini, yaitu di sekolah-sekolah,” jelasnya. Sehingga, menurut SB, yang bisa melakukan ini hanya Muhammadiyah dan belum tentu bisa dilakukan Ormas lain.
“Perubahan menuju dunia bisnis, harus dilakukan secara struktural, dari mulai Pimpinan Pustat hingga Pimpinan Ranting,” kata SB.
Menurutnya, Muhammadiyah harus melakukannya, karena indeks pembangunan itu selain pendidikan dan kesehatan, juga ada aspek ekonomi.
SB mengingatkan memasuki dunia bisnis berbeda dengan politik. Untuk mengubah kultur politik bisa dilakukan secara cepat, tetapi untuk aspek ekonomi diperlukan kesabaran.
''Dalam dunia bisnis banyak dinamika, banyak saingan, terutama pihak luar. Karenanya diperlukan ketelatenan dan tidak mudah putus asa," papar SB.
Jika Muhammadiyah sukses menggarap aspek ekonomi, SB yakin Muhammadiyah juga akan sukses menggarap amal usaha yang lain.
“Saat ini banyak lembaga pendidikan yang kurang bagus, tetapi jika aspek bisnisnya sukses maka yang lainnya akan mengikuti,” cetusnya.