Rabu 17 Jul 2013 04:19 WIB

Ikan di Kali Surabaya Banyak yang Mandul

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Mansyur Faqih
Aktifis pecinta lingkungan, Prigi Arisandi melakukan aksi teatrikal bentuk penolakan terhadap pencemaran sungai di depan kantor PTPN X, Surabaya, Jatim, MInggu (7/7). Aksi tersebut merupakan bentuk protes akan pencemaran air kali Surabaya oleh sejumlah pab
Foto: Antara
Aktifis pecinta lingkungan, Prigi Arisandi melakukan aksi teatrikal bentuk penolakan terhadap pencemaran sungai di depan kantor PTPN X, Surabaya, Jatim, MInggu (7/7). Aksi tersebut merupakan bentuk protes akan pencemaran air kali Surabaya oleh sejumlah pab

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ecogolical Observation and Wetlands Conservasi (Ecoton) di kali Surabaya menyebutkan, banyak ikan yang mandul. Ini karena kandungan logamnya tergolong tinggi. "Kondisi kali Surabaya sudah tidak sehat untuk ikan dan ini harus cepat dicarikan solusi," kata ketua Ecoton Prigi Arisandi, di Kantor Gubenur Jawa Timur, Selasa (16/7). 

Dia mengatakan, makanan yang dikonsumsi oleh ikan di kali Surabaya terindikasi mengandung senyawa estrogenik. Seperti bisfenol A (BPA), botol susu bayi, wadah makanan, dan termo plastik. Akibatnya, suaka ikan di Kali Surabaya mengalami kegagalan dalam proses pembentukan spermatorsit menjadi spermatozoa. Kesimpulannya, kata dia, banyak ikan yang mandul.

"Makanya, jumlah ikan di kali Surabaya tidak bisa bertambah. Bahkan kalau ini dibiarkan jumlahnya akan selalu berkurang," ujarnya.

Peneliti Ecoton Aminuddin M, mengatakan melakukan penelitian di empat titik. Yaitu di Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, dan Gresik. Dari empat titik itu ditemukan, perubahan pola makan ikan dikarenakan adanya pencemaran dari industri dan sampah rumah tangga. 

Ke depan, Aminuddin mengatakan Ecoton bersama pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menangani pencemaran kali Surabaya. Caranya, dengan menetapkan kali Surabaya sebagai kawasan suaka ikan hulu kali. "Jadi memperlakukan ikan dengan baik, atau mengikankan ikan sewajarnya," kata Prigi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement