REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis empat penyebab merosotnya kepercayaan publik terhadap partai politik berdasarkan hasil jajak pendapat mereka pada awal Mei di 33 provinsi di seluruh Indonesia.
"Dari jajak pendapat yang melibatkan 1230 responden, LSN menemukan empat penyebab menurunnya kepercayaan pemilih terhadap institusi demokrasi dalam hal ini parpol," kata Peneliti Utama LSN, Dipa Pradipta, dalam paparan hasil survei di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa (16/7).
Faktor itu pertama, publik mempersepsikan parpol di parlemen saat ini banyak terlibat kasus korupsi. "Beberapa kasus yang mengemuka adalah skandal yang melibatkan Partai Demokrat dan PKS," kata dia. "Penyebab kedua terkait merosotnya kepercayaan publik yaitu rakyat yang menganggap parpol yang ada kurang memiliki kepedulian terhadap berbagai masalah," kata Dipa.
Sementara itu, perilaku politisi partai yang dianggap rakyat bertindak pragmatis menjadi faktor ketiga. "Para pengurus partai dipersepsikan cenderung berperilaku pragmatis dalam menghadapi berbagai isu nasional yang strategis," katanya.
Sedangkan penyebab keempat masih terkait dengan perilaku politisi partai yang beberapa kali tersangkut skandal amoral seperti perselingkuhan, beristri banyak dan narkoba. "Sebaliknya, partai yang dipersepsikan peduli terhadap persoalan rakyat dan jarang terlibat korupsi mendapatkan apresiasi publik yang cukup baik," katanya.
Dia menambahkan, parpol menjadi institusi demokrasi yang kurang dipercaya dibanding institusi yang lain seperti organisasi kemasyarakatan yang mendapatkan tingkat kepercayaan 57,5 persen; lembaga swadaya masyarakat 58,5; lembaga pers 65,1; dan lembaga survei 69,3.
"Tingkat kepercayaan publik terhadap integritas parpol hanya sebesar 42,6 persen. Sementara itu sebanyak 53,9 mengaku kurang percaya terhadap parpol, dan sisanya 3,5 persen menjawab tidak tahu," kata Dipa.