Selasa 16 Jul 2013 15:18 WIB

Dokter Obgin-Anak Banyak Temui Kasus HIV/AIDS di DIY

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dewi Mardiani
Peduli HIV/AIDS
Foto: Antara
Peduli HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga (IRT) di DIY kebanyakan diketahui ketika dilakukan tes HIV/AIDS saat hamil.  Kasus yang dilaporkan kebanyakan berasal dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgin) dan dokter spesialis anak.

Sejak tahun 2007 ada program pencegahan HIV/AIDS pada ibu hamil, yakni program PMTCT (Prevention of Mother to Child Transmission). ''Dalam program PMTCT ibu hamil yang suaminya berisiko HIV/AIDS dilakukan tes HIV,'' kata Panitia Tim Penanggulangan HIV/AIDS RSUP Dr Sardjito dr Sumardi SpPD-KP, Selasa (16/7).

Kalau tahun 2004 kasus HIV/AIDS kebanyakan diketahui dari dokter spesialis penyakit dalam. Setelah adanya program PMTCT  banyak diketahui ibu hamil dengan HIV positif, ungkap dia. Hampir 100 persen ibu hamil yang saat dites positif terkena HIV/AIDS sebelumnya tak tahu bahwa dirinya terpapar HIV/AIDS dari suaminya.

Hal itu juga diakui oleh Konselor sebaya LSM Victory Plus Magda yang mendampingi 10 anak dengan HIV/AIDS. ''Teman yang saya dampingi baru tahu saat hamil bahwa dirinya positif HIV/AIDS.  Pada umumnya sebelum dites HIV/AIDS,  mereka periksa kehamilannya di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta, lalu dirujuk ke RSUP Dr Sardjito. Setelah ditest HIV/AIDS di RSUP Dr Sardjito itulah mereka baru tahu bahwa dirinya terkena HIV/AIDS,''ungkap dia.

Sumardi mengakui penyuluhan di poliklinik bagian anak maupun obgin masih belum bisa secara terbuka. Karena belum semua masyarakat menerima. Padahal kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga dari tahun ke tahun terus meningkat.

Karena itu, kata dia menambahkan, untuk pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga perlu dilakukan penyuluhan pada laki-laki, terutama yang berisiko tinggi supaya menggunakan kondom bila melakukan hubungan seks. Penyuluhan ini bisa dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DIY, terutama pada sopir yang termasuk berisiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement