REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Hujan yang mengguyur sejak Ahad (14/7) malam, membuat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara tergenang banjir. Banjir setinggi dua meter menggenangi sejumlah titik di ibu kota provinsi Sultra tersebut. Sejumlah warga pun terpaksa terganggu aktifitasnya.
Lily Ulvia, karyawati di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kendari misalnya, mengaku hari ini terpaksa tidak ke kampus. "Banyak titik yang terendam banjir. Kendaraan tidak bisa melintas karena jalanan terendam hingga dua meter. Jadi terpaksa diliburkan dulu," ujar Lily saat dihubungi, Selasa (16/7).
Sejumlah titik yang terendam banjir tersebut di antaranya Perumnas Poasia, Perumahan Dosen Unhalu, termasuk rumah sakit Santa Ana, lippo Plaza Kendari, dan sejumlah perkantoran. Kawasan Lepo-Lepo yang menjadi tempat perlintasan ke berbagai wilayah, juga tegenang air dan membuat orang-orang memilih tidak melintasi jalur tersebut.
Akibatnya, warga Kendari yang tinggal di pinggiran tak bisa menembus ke arah Kota Kendari yang menjadi pusat aktifitas perkantoran dan bisnis lainnya. Menurut Lily, hujan deras mengguyur Kendari tanpa henti sejak Senin malam. Air tiba-tiba naik tinggi akibat meluapnya Sungai Wanggu, sekitar pukul 24.00 WITA.
Banjir tampaknya tidak hanya terjadi di Kota Kendari. Wilayah ini dikelililingi sejumlah anak sungai membuat air dengan mudah merembet kemana-mana. Lily mengatakan, saat ini suaminya sedang dalam perjalanan pulang dari Kolaka menuju Kendari. Namun jembatan Pohara tidak bisa dilintasi kendaraan akibat sungai yang meluap. "Orang bisa menyeberang tapi menggunakan perahu karet. Itu pun jarang karena takut nanti ada buaya," kata Lily.