REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Harga day old chicks (doc) selama ini, sering dipermainkan kartel yang menyebabkan harga ayam melejit di pasar. Agar harga ayam bisa dikendalikan, Gubernur Provinsi Jawa Barat Ahmad Heryawan mengusulkan agar doc diproduksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bukanlah oleh pihak swasta.
"Saya BUMN usulnya, untuk memproduksi doc," ujar Heryawan usai memimpin Rapat Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jabar 2013-2018, Senin (15/7).
Menurut Heryawan, selain doc, breeding atau pembibitan sapi seharusnya dikelola juga BUMN. Kalau dikelola BUMN, maka ketersedian daging ayam dan sapi di pasaran bisa lebih terjamin.
"Kan kalau doc itu dikelola oleh swasta khawatir ada permainan, katanya kan begitu. Pedagang doc jadi rawan. Asalnya, sekian ratus rupiah yakni Rp200 menjadi Rp600," katanya.
Saat disinggung apakah Pemprov Jabar akan berkoordinasi dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait usulannya itu, Heryawan mengatakan, Ia akan menelepon Dahlan Iskan. "Tinggal telepon saja ke beliau (Dahlan Iskan). Kalau koordinasi belum. Ini kan usul," katanya.
Sebab, kata dia, kalau masyarakat titik untungnya ada dipenggemukan. Maka, pembibitannya perlu disediakan pemerintah. Kalau masyarakat yang melakukan pembibitan, akan sulit.
Ia menyontohkan, kalau masyarakat membibitkan sapi lima ekor maka membutuhkan waktu dua tahun untuk bisa beranak kembali. "Kalau dia pelihara dari kecil, rugi hitungan ekonominya. Makanya harus hitungan industri," katanya.
Dikatakan Heryawan, kalau pun tidak dikelola BUMN, Pemprov Jabar akan menugaskan BUMD yakni Jabar Agro. Hal tersebut, sangat mungkin dilakukan. "Jabar Agro memungkinkan. Kita lihat lah, kemungkinannya," kata Heryawan.