REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Kasus-kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), dinilai sudah sangat memprihatinkan. Masalah ini diharapkan mendapat perhatian serius semua pihak.

"Kekerasan terhadap anak sudah sangat memprihatinkan. Yang dilaporkan ke polisi hanya sebagian, banyak yang tidak melapor karena malu, takut atau karena masalah lain," kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Lentera Kartini, Forisni Aprilista, di Sampit, Senin (15/7).

Masalah ini, katanya, harus menjadi perhatian bersama agar kekerasan terhadap anak, baik fisik maupun psikis bisa ditanggulangi. Peraturan daerah tentang perlindungan perempuan dan anak sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memperkuat upaya-upaya di lapangan.

"Selain masalah kekerasan, masalah pergaluan bebas anak-anak di Kotim ini juga sudah sangat memprihatinkan. Kami sengaja blusukan ke sekolah-sekolah. Kami sangat kaget ternyata pelajar SMP pun sudah ada yang terjerumus pada pergaulan seks bebas," kata Forisni.

Data dari Polres Kotim, ada sejumlah kasus kekerasan terhadap anak yang sedang ditangani, di antaranya lima kasus ditangani langsung Polres Kotim dan empat kasus ditangani di Polsek, sedangkan jumlah anak yang ditahan sebanyak dua orang.

Utari Triambarwati, salah seorang aktivis perempuan dan anak, menambahkan, saat ini lebih dari 30 anak di Kotim hidup dalam penjara karena berbagai kasus. Pemerintah daerah dan pihak terkait harus memikirkan masalah ini karena masa depan anak-anak tersebut harus diselamatkan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika