REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pesanan kue kering berbagai bentuk dan jenis di Kota Solo, Jawa tengah, selama Ramadhan, melonjak.
"Jumlah pesanan kue kering mulai awal bulan puasa mencapai ribuan toples atau dengan omzet sekitar Rp 50 juta per bulan," kata Eko Marnuariani pemilik industri kue kering 'Lumintu' di Baluwarti RT 01 RW XI Baluwarti Solo, Senin (15/7).
Menurut Eko Marnuariani, biasanya pesanan mulai ramai sekitar sepuluh hari menjelang Lebaran, tetapi kini pada awal puasa saja sudah banyak pesanan atau mengalami kenaikkan sekitar seratus persen lebih dibanding hari biasa.
Ia menambahkan, bahan baku tepung terigu yang biasaya dua sak (isi 25 kg) habis sampai satu pekan, tetapi sekarang bisa menghabiskan sekitar empat sak tepung terigu per hari.
Jenis kue kering produksinya bervariasi diantaranya kain Castengel, Nastar, Putih Salju, Choconut, Outmeal, Kelapa, Kacang Love, Lidah Kucing, Chococrunh dan Garut Keju.
"Pesanan datang dari Kalimantan, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, dan Solo. Mereka sekali pesan bisa mencapai ratusan hingga seribuan dus," katanya.
Menurutnya, setiap dos bisa berisi 12 toples hingga 24 toples tergantung selera pemesan. Harga dari Rp 7.500 hingga Rp 30 ribu per toples tergantung jenisnya. "Kami memiliki lima karyawan dengan kapasitas produksi sekitar 15 hingga 20 dus per hari," katanya.
Ia menjelaskan, dampak kenaikkan harga BBM beberapa waktu lalu, harga bahan baku menjadi mahal, sehingga kue kering produksinya juga naik sekitar 20 hingga 25 persen per dusnya. Menurutnya, harga kue kering satu dus dengan paket kecil yang tahun sebelumnya dijual sekitar Rp 50 ribu, kini dinaikan menjadi Rp 60 ribu. Pihaknya terpaksa menaikan harga jual kue kering produksinya karena bahan baku saat ini, juga mahal.