REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA —- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa, yakin partainya akan mampu menangguk setidaknya sepuluh persen suara pemilih pada Pemilihan Umum 2014 mendatang. Langkah-langkah untuk mewujudkan target tersebut telah diformulasikan PAN dan siap untuk segera diimplementasikan.
Pernyataan optimistis tersebut disampaikan Hatta Rajasa saat memberikan sambutan pada acara Pembekalan Calon Anggota Legislatif (Caleg) Pan se-Jawa Timur, yang digelar di Hotel Utami, Surabaya, Minggu (14/7).
Selain untuk memberikan pembekalan, Hatta juga mengunjungi Surabaya dalam rangkaian acara Safari Ramadhan tahun 1434 H. Bersama Hatta bergabung dua orang fungsionaris DPP PAN, yakni Catur Sapto Edhi dan Eros Djarot, serta Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PAN Jatim, yang juga Bupati Bojonegoro, Suyoto. Bupati itu dikenal sebagai bupati berprestasi yang namanya bahkan disebut-sebut ahli ekonomi dari MIT, Otto Scharmer.
“Kita punya banyak modal dan peluang untuk bisa meraih target tersebut,” kata Hatta di hadapan ratusan caleg PAN yang memadati ballroom Hotel Utami. Persoalannya, kata Hatta, partainya selama ini kurang mengkapitalisasi semua ekuitas itu hingga menjadi hal yang benar-benar mendukung target dan tujuan partai.
“Mulai saat ini, dengan strategi yang sudah kita rumuskan kita akan berdayakan semua modal itu sehingga bermanfaat dan memberi andil untuk meraih target kita yakni meraih suara dua digit atau sekurang-kurangnya 10 persen,” kata Hatta. Untuk itu, kata Hatta, dalam beberapa waktu ke depan partai akan mengumpulkan para caleg DPR RI PAN dari seluruh Indonesia untuk menerima pembekalan khusus di Jakarta.
Dalam hubungannya dengan target raihan suara tersebut Hatta mewanti-wanti kader PAN untuk tidak pernah tercerabut dari masyarakat. Menurut Hatta, PAN akan berhasil meraih banyak suara rakyat hanya bilamana rakyat sadar bahwa PAN memang menjadikan persoalan rakyat sebagai perjuangan PAN. Bukan sekadar aksesori atau pun tempelan semata agar dicitrakan peduli.
Kedekatan antara kader PAN dengan rakyat itulah yang akan menimbulkan rasa memiliki di hati rakyat akan PAN. Salah satu yang memungkinkan timbulnya rasa memiliki itu adalah transparansi yang dimungkinkan dengan adanya dialog berkelanjutan antara kader PAN dengan masyarakat.
“Karena itu, jangan sampai kader PAN tidak tahu apa yang benar-benar menjadi kebutuhan dan aspirasi warga di wilayahnya. Mutlak bahwa kader PAN itu harus dekat dan menyatu dengan rakyat,” kata Hatta, disambut tepuk tangan riuh para peserta.
Pada kesempatan itu Hatta juga menyitir hasil survey yang menyatakan bahwa 20 persen pilihan publik terhadap caleg dipangaruhi karena keberadaan caleg itu sendiri, sementara 20 persen lainnya karena program yang ditawarkan kepada pemilih. Pada titik itulah perlunya kader PAN mengerti apa yang menjadi kebutuhan rakyat.
Usai memberikan pembekalan, Hatta bersama rombongan berangkat menuju Masjid Agung Al-Akbar di bilangan Jambangan, Surabaya, untuk berbuka puasa dan menjalankan salat magrib bersama jamaah. Baru saja berada di depan masjid, Hatta langsung diserbu para jamaah sekadar untuk menyapa atau pun bersalaman.
Ada juga beberapa yang memintanya berfoto bersama. Sesuatu yang meski susah dipenuhi karena ketatnya jadwal, sempat juga dilakukan Hatta. Alhasil, hanya karena pertolongan suara azan Magriblah Hatta bisa leluasa masuk masjid untuk melaksanakan salat.
Usai melaksanakan salat Maghrib, Hatta mengajak rombongan mengelilingi arena bazar Al Akbar yang digelar di pelataran masjid. Hatta sempat melihat-lihat bebrapa stand, meski langkahnya selalu tersendat karena melayani pertmintaan berfoto bersama oleh para pengunjung. Begitu menemukan sebuah warung tenda yang menjual nasi Kapau, Hatta sontak masuk dan memesan. Baru saat itulah Menko Perekonomian itu bisa melepas rasa laparnya dengan sebungkus nasi kapau penuh lemak.