Jumat 12 Jul 2013 16:41 WIB

Awas Daging Berformalin di Pasaran!

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sedang berbincang dengan salah satu pedagang daging di Pasar Tebet Barat, Kamis (27/6).
Foto: mg05/Atikah Rahmadyasti
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sedang berbincang dengan salah satu pedagang daging di Pasar Tebet Barat, Kamis (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Selama Ramadhan dan jelang Lebaran tahun 2013 ini, masyarakat harus mewaspadai bahan pangan sumber hewani yang beredar di tengah masyarakat.

Menyusul tingginya harga komoditas daging --dalam beberapa pekan terakhir-- membuat pihak- pihak yang bertanggungjawab memanfaatkan momentum ini dengan cara yang tak sehat.

Setidaknya indikasi ini terungkap dari hasil razia dan pengawasan terhadap peredaran daging di pasar tradisional di Kabupaten Semarang, Jumat (12/7) dini hari.

Petugas gabungan pengawasan terhadap peredaran bahan makanan asal hewan mencurigai sedikitnya 10 sampel daging yang dicurigai berbahan kimia pengawet.

"Sampel tersebut telah diambil dan diteliti di laboratorium Kesmavet," ujar Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan Peternakan Disnakkan Kabupaten Semarang, Sri Pudji Mulyono.

Menindaklanjuti pengawasan terhadap bahan makan asal hewani yang beredar di pasar, ia menjelaskan,

Disnakkan Kabupaten Semarang melakukan razia di Pasar Projo, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jumat (12/7) dinihari.

Dalam razia ini, Disnakkan Kabupaten Semarang menurunkan petugas Pengawasan Mutu Hasil Pertanian, sebagai ujung tombak pengawasan.

Di lapangan petugas ini berkoordinasi dengan Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Polsek Ambarawa dan petugas Bidang Pasar Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan setempat.

Berdasarkan pememeriksaan dengan alat deteksi kualitas daging, ditemukan sejumlah dagingb ayam dan daging sapi yang dicurigai bermasalah.

"Beberapa daging temuan ini, dicurigai telah dicampur formalin. Sebagian lagi ditengarai telah mengalami penurunan kualitas," lanjut Mulyono, kepada wartawan.

Daging yang dicurigai diberi bahan kimia atau tidak layak konsumsi, ia melanjutkan, diambil sebagai sampel untuk diuji dilaboratorium.

Petugas juga mendata identitas pedagangnya serta melakukan interogasi ringan tentang asal-usul daging tersebut. Ada sejumlah daging serta kikil (red;kulit) sapi yang sudah rusak tapi masih dijual.

Salah satunya kikil sapi yang dijual oleh Y (35), warga Magelang. Petugas mencurigai ada pencampuran bahan kimia pada bahan makanan sumber hewan ini. "Kecurigaan kami mengarah pada penggunakan zat kimia pengawet seperti Formalin,” kata Mulyono menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement