Jumat 12 Jul 2013 15:50 WIB

Golkar Disarankan Kaji Ulang Pencapresan ARB

Aburizal Bakrie
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aburizal Bakrie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior LIPI Siti Zuhro berpendapat Partai Golkar perlu me-review rencananya untuk mengusung Aburizal Bakrie (ARB) sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2014.

Pasalnya, elektabilitas ARB dalam survei belum pernah menyentuh angka 10 persen. ''Jadi memang elektabilitas itu harus direview," ujar Siti Zuhro, Jumat (12/7).

Menurut Siti, dalam politik semua kemungkinan sangat terbuka, sehingga tak ada kata absolut. Bahkan, kata dia, kalau sampai pencapresan ARB dianggap absolut alias tak bisa di-review, maka bisa merugikan Partai Golkar.

"Kalau absolut akan merugikan diri sendiri. Jangan sampai harga mati Aburizal sebagai capres. Dalam politik itu, kalau absolut sama seperti membenturkan kepala ke tembok. Jangan benturin kepala ke tembok,'' ungkap Siti.

Ia menuturkan, sudah tiga kali pemilu Golkar tidak pernah juara, karena tidak pandai membaca psikologi masyarakat. Siti mengingatkan 60-70 persen masyarakat Indonesia tidak golput.

Umumnya, kata dia, mereka berasal dari kelas bawah, baik secara pendidikan maupun kesejahteraan. Mereka, lanjut Siti, dalam menentukan capres yang akan dipilih mengandalkan visual.

Bahkan, imbuh Siti, suku, apalagi agama, masih dipertimbangkan. ''Meski kita tidak suka dengan isu SARA, tapi itu fakta,'' cetusnya.

"(Makanya) Lebih bagus (Golkar) mengikuti bagaimana tren, apa yang dibutuhkan negara dan bangsa, apa yang diharapkan masyarakat. Kepada siapa masyarakat ingin mempercayakan suaranya di pilpres. Itu harus dibaca terus," jelasnya.

Sebelumnya, dalam sebuah surat kabar nasional Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung menyarankan agar pencapresan Aburizal Bakrie dievaluasi karena elektabilitasnya yang tidak pernah menyentuh angka 10 persen, bahkan temuan terbaru CSIS hanya mentok di angka tujuh persen.

Board of Advisor Center CSIS, Jeffrie Geovanie, menuturkan, figur yang disukai rakyat untuk menjadi presiden adalah Jokowi Widodo.

Menurutnya, jika pemilihan Presiden RI dimajukan hari ini sudah dapat dipastikan Jokowi, yang merupakan kader PDIP itu  akan terpilih sebagai pemenangnya dengan suara mutlak di atas 60 persen, siapa pun lawannya.

Menurut Jeffrie, PDIP harus menggandeng tokoh senior Golkar untuk dipasangkan dengan Jokowi jika tak berhasil menggaet Demokrat dan Gerindra. Tapi, tentu bukan Golkar di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie. Tapi Golkar pascamunas 2015.

"Perlu tokoh Golkar agar memiliki dasar untuk mengambil-alih Golkar pada munas 2015. Kemudian Golkar pascamunas tersebut akan berkoalisi dengan PDIP," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement