Jumat 12 Jul 2013 15:19 WIB

Produksi Cabai di DIY Mencapai 1000 Ton

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
  Pedagang mengemasi cabai-cabai yang dibeli pelanggannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pedagang mengemasi cabai-cabai yang dibeli pelanggannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Produksi cabai di DIY (cabai besar dan rawit) sebetulnya cukup banyak, terutama yang berada di pesisir pantai seperti di Kulonprogo (Panjatan, Bugel, Wates) dan Bantul (Srandakan) serta beberapa spot di Kabupaten Sleman (Ngaglik, Ngemplak) dan Gunungkidul (Playen, Wonosari).

Menurut Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko, perkiraan dari Dinas Pertanian DIY produksi cabai pada Juli sekitar 1000 ton, Agustus 1250 ton dan September sekitar 350 ton. Namun apabila dibandingkan tahun lalu memang ada penurunan karena pengaruh anomali cuaca.

"Nanti bulan Oktober, November dan Desember tanaman cabai tersebut diganti dengan tanaman padi," kata Sasongko kepada Republika, Jumat (12/7).

Namun ternyata hal itu tidak bisa menurunkan harga cabai di DIY yang terus melambung tinggi. Sebab, tergantung dengan harga cabai di daerah lain yang memang tinggi.

"Harga cabai itu tergantung pedagang besar. Harga cabai terutama cabai rawit merah di seluruh Indonesia tinggi. Sehingga harga cabai di DIY ikut-ikutan tinggi," ungkap dia.

Kebutuhan cabai di DIY sendiri diperkirakan 450 ton. Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) DIY Eni Rosilawati mengakui sebetulnya stok cabe di DIY cukup. Tingginya harga cabe rawit merata di seluruh Indonesia.

"Sudah menjadi kebiasaan di Indonesia, setiap bulan Ramadhan dan Lebaran harga cabe selalu tinggi, karena permintaan meningkat," kata Rosi (panggilan akrab Eni Rosilawati).

Di samping itu, masih kata dia, pengaruh anomali cuaca yang menyebabkan penurunan produksi cabai.

Rusaknya jalan menyebabkan distribusi barang termasuk cabai tidak lancar. Padahal cabai tidak bisa tahan lama, mudah busuk.

Sementara itu menurut Staf Pengadaan dan Penyaluran Disperindagkop DIY Sugiyono mengatakan seminggu yang lalu harga cabe rawit hijau Rp 28 ribu per kilogram dan cabe rawit merah Rp 40 ribu per kilogram dan cabe besar Rp 18 ribu per kilogram.

"Hari ini harga cabai rawit hijau Rp 30 ribu per kilogram, cabai rawit merah mencapai Rp 70 ribu per kilogram dan cabai besar Rp 30 ribu," kata dia pada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement