REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga kebutuhan pokok di pasar tradisional di Kota Yogyakarta terus meningkat.
Kenaikan harga bahan pokok ini terjadi pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir Juni lalu hingga saat ini. Tingginya harga kebutuhan pokok ini membuat para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) setempat melakukan pantauan harga di Pasar Induk Beringharjo Yogyakarta, Kamis (11/7). Berdasarkan pantauan tersebut harga kebutuhan pokok tetap stabil tinggi.
Minuk (35) pedagang beras di Los Pasar Lantai 3 Beringharjo Yogyakarta mengatakan, harga beras pasca kenaikan harga BBM terus meningkat. Saat ini beras kualitas kualitas medium mencapai Rp 9.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 7.500- 8ribuan.
"Beras merah bahkan mencapai Rp 14.000 dari sebelumnya Rp 12 ribu saja. Kenaikan harga beras rata-rata Rp 2 ribu per kilonya," ujarnya.
Menurut dia, harga beras stabil tinggi sejak kenaikan harga BBM. Dampaknya, saat ini kiosnya sepi pembeli. "Ini sepi sejak harga naik sepi-sepi saja," katanya.
Erni (29) pedagang bumbu di los Lantai 2 Pasar Beringharjo Yogyakarta juga mengeluhkan sepinya pembeli. Sejak harga naik pascakenaikan harga BBM, jumlah pembeli di kiosnya terus merosot. "Biasanya saya bisa menjual 1 ton bawang merah atau putih, sekarang paling hanya setengah ton saja," ujarnya.
Harga bawang merah saat ini mencapai Rp 40 ribu dari harga sebelumnya hanya Rp 28 ribu sebelum kenaikan harga BBM. Namun harha bawang putih masih stabil Rp 16 ribu. "Stok bawang merah juga berkurang sehingga harga naik," katanya.
Lugiyem (65) pedagang daging di Los Lantai bawah Pasar Beringharjo juga mengeluhkan sepinya pembeli. Harga daging sapi menurutnya, tetap stabil sejak setahun terakhir. Pada ramadhan tahun lalu harga daging sapi sudah mencapai Rp 90 ribu. Ramadhan tahun ini harga daging sapi mencapai Rp 95 ribu per kilogramnya. "Naiknya sudah lama, sebelum BBM naik sajak sudah Rp 90 ribu. Naiknya sedikit," katanya.
Karena sepi pembeli tersebut, dia hanya berjualan daging rata-rata 10 kilogram per harinya. Namun mendekati lebaran dia bisa menjual 20 kilogram setiap hari.
Hal senada diungkapkan Partini (26) pedagang daging ayam. Menurutnya, meski harga daging ayam potong menurun dari awal puasa lalu, namun pembeli juga sepi. "Harga daging ayam justru turun dari Rp 35 ribu menjadi Rp 33 ribu per kilogramnya," katanya.
Sementara itu Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, pihaknya akan intensif melakukan pemantauan harga seminggu sekali. "Kami ingin pastikan kenaikan harga ini akibat suplay terganggu atau karena apa," katanya menegaskan.
Plt Kepala Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan, pihaknya belum merasa perlu melakukan operasi pasar. Sebab, dari sisi stok kebutuhan pokok masih mencukupi. "Namun begitu kita akan koordinasikan ke DIY," katanya menjelaskan.