REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Harga cabai rawit merah, memecahkan rekor baru. Harga cabai ini, sudah melampaui harga daging sapi justru di tingkat harga tertingginya. Saat ini, harga daging sapi di depot-depot penjual daging sapi di Kabupaten Banyumas mencapai Rp 95 ribu per kg, atau naik Rp 5 ribu dibanding harga sebelum puasa. Sementara harga cabai rawit merah sudah mencapai harga Rp 120 ribu per kg.
Dengan tingkat harga tersebut, berarti harga cabai per bijinya sudah mencapai Rp 500. ''Harga cabai rawit merah memang sudah minta ampun mahalnya,'' kata Warsiyah (48), warga Perumahan Tanjung Purwokerto, saat berbelanja di Pasar Wage, Kamis (11/7).
Karena harga yang sangat mahal, dia paling hanya membei cabai rawit merah sebanyak 0,5 ons. Cabai rawit seberat itu, hanya berisi 12 butir cabai. ''Dengan harga Rp 6.000 untuk pembelian cabai sebanyak 0,5 ons, berarti per butirnya sudah dihargai Rp 500 per kg,'' jelasnya.
Dengan harga semahala itu, imbuhnya mungkin pedagang gorengan tahu atau mendoan di Banyumas, sudah tidak lagi memberikan cabai rawit ke pembeli ''Soalnya harga cabai dengan tahu atau mendoannya, sudah lebih mahal harga cabainya,'' jelasnya.
Berdasarkan pemantauan di Pasar Wage, Purwokerto, harga cabai rawit memang dijual bervariasi. Untuk cabai rawit muda yang belum berwarna merah dan belum pedas, pedagang menjual seharga Rp 100 ribu per kg. Sementara rawit yang merah dan sudah tua, dijual seharga Rp 120 ribu per kg.
''Kondisi harga cabai yang mahal, memang membuat konsumen membatasi pembelian. Paling pembeli hanya membeli sekitar 0,5 hingga 1 ons. Harganya Rp 12 ribu per ons," jelas Disem (55), seorang pedagang di pasar setempat.
Dia menuturkan kenaikan harga cabai rawit saat ini akibat terjadi kelangkaan. Bahkan saat ini dia hanya bisa mendapatkan stok dagangan 1 kg saja. Padahal biasanya dia menyimpan stok cabai rawit merah hingga 5 kg per hari.
''Sulit sekali mendapatkan cabai rawit merah, karena pasokan dari sejumlah daerah seperti Temanggung, Banjarnegara, Purbalingga dan Kroya, Cilacap, juga terhenti. Kabarnya, karena banyak petani yang tanaman cabainya mati terserang penyakit jamur,'' katanya.