REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sejumlah 314 sekolah di Aceh rusak, 171 di antaranya rusak berat, 136 rusak sedang, dan tujuh rusak ringan akibat guncangan gempa 6,2 skala Richter, Selasa (2/7).
"Di Aceh Tengah 292 sekolah rusak dimana 158 rusak berat dan 134 rusak sedang. Sedangkan di Bener Meriah ada 22 sekolah rusak, dimana 13 rusak berat, dua rusak sedang dan tujuh rusak ringan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektronik di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan gempa terjadi pada pukul 14.37 WIB saat sekolah sedang libur, sehingga tidak memakan korban. Menurut Sutopo, anak-anak di sekolah merupakan komunitas yang sangat rentan terhadap bencana jika sekolah tidak aman.
"Sebagian besar dari kehidupan anak berlangsung di sekolah. Di dalam kelas saat terjadi gempa, banyak anak-anak dan guru tidak tahu apa yang harus dilakukan. Minimnya pengetahuan bencana dan gladi menyebabkan kepanikan," kata Sutopo.
Terlebih lagi, lanjut dia, banyak bangunan sekolah berkualitas di bawah standar, sehingga gladi bagi murid dan guru hendaknya wajib diajarkan secara rutin. Ia mengemukakan, upaya ini sebagai salah satu mitigasi untuk mengurangi risiko bencana, sebab sekitar 75 persen sekolah di Indonesia berada di daerah risiko tinggi gempa bumi.
Sutopo mengatakan, berdasarkan data Bank Dunia pada 2010, jumlah sekolah Indonesia termasuk empat yang terbanyak di dunia yang berada pada daerah rawan bencana.