Rabu 10 Jul 2013 14:01 WIB

Pengeprasan Tanah Terhambat Cuaca, Tol Berpotensi Molor

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
  Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo Seksi Ungaran-Bawen, di Kab. Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Rekotomo
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo Seksi Ungaran-Bawen, di Kab. Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Proses pekerjaan penyelesaian jalan tol Semarang-Solo, ruas Ungaran-Bawen terancam molor. Hal ini akibat kondisi cuaca masih tak menentu.

Masih seringnya turun hujan --di wilayah proyek ini-- membuat sejumlah pekerjaan pengerukan tanah, di beberapa titik pada ruas ini juga ikut terhambat.

Salah satunya pekerjaan pengeprasan dan pengerukan tanah di Dusun Geneng dengan volume sekitar 100 ribu kubik yang belum rampung. Kepala Lapangan PT Waskita Karya, Eko Suyono mengatakan, pekerjaan ini membutuhkan waktu sekitar 25 hari dengan catatan kondisi cuacanya yang mendukung.

"Kemampuan kami mencapai 4.000 hingga 4.500 meter kubik per hari. Jika tidak hujan 25 hari ke depan sudah rampung," ujarnya, Rabu (10/7).

Ia menambahkan, cuaca sangat mempengaruhi pekerjaan ini. Sebab hingga saat ini masih sering turun hujan, sehingga upaya memaksimalkan tenggat waktu tak dapat efektif.

Faktor lain terlambatnya pemotongan tanah itu akibat molornya proses pembebasan SDN 02 dan 04 Kandangan, di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Persoalannya volume galian cukup besar, tetapi sekolah tidak segera bebas. Akibatnya pekerjaan fisik proyek jalan tol ini juga tertunda. "Kalau dulu pembebasannya cepat, sekarang sudah selesai.  Tapi giliran sudah bebas, musimnya hujan terus," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement