Senin 08 Jul 2013 21:21 WIB

Warga Jateng Diminta Saling Menghormati Perbedaan Awal Ramadhan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Karta Raharja Ucu
Jamaah Masjid Jami Al-Musari'in Basmol dan santri Al-Hidayah mengamati posisi hilal di Kembangan Utara, Jakarta Barat, Senin (8/7).  (Republika/Agung Supriyanto)
Jamaah Masjid Jami Al-Musari'in Basmol dan santri Al-Hidayah mengamati posisi hilal di Kembangan Utara, Jakarta Barat, Senin (8/7). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat Jawa Tengah diimbau saling menghormati dan tidak mempersoalkan perbedaan awal Ramadhan 1433 Hijriyah.

Penyataan itu disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Tengah, H Khaeruddin MA saat dikonfirmasi di Semarang, Senin (8/9).

Menurut Khaeruddin, hasil rukyatul hilal di Pantai Marina, Semarang memutuskan posisi hilal masih berada di bawah 0,2 derajat. Hasil rukyatul hilal ini juga telah dilaporkan kepada Kementrian Agama RI, sebagai masukan untuk sidang isbath.

“Apapun hasil sidang isbath ini, kami mengimbau warga Jawa Tengah untuk tetap saling menghormati,” ujar Khaeruddin.

Ia juga meminta masyarakat Jateng menghormati ormas yang menentukan awal Ramadhan jatuh pada Selasa (9/7) besok. Berbeda dengan pemerintah yang menetapkan 1 Ramadhan pada Rabu (10/7).

Ia menjelaskan, dalam sidang isbath pemerintah mempertimbangkan hasil pengamatan hilal metode rukyatul hilal dan hasil hisab. “Tak perlu dipersoalkan, mengingat semuanya memiliki dasar yang sama- sama benar.Hanya metodenya yang berbeda,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement