Senin 08 Jul 2013 20:54 WIB

Pengamat Apresiasi Aturan Pokok Konvensi Capres Partai Demokrat

Partai Demokrat
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Partai Demokrat telah menetapkan aturan pokok-pokok konvensi calon presiden.    

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan ada  tujuh aturan pokok konvensi untuk menjaring calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2014 mendatang.

Ketujuh aturan yang telah ditetapkan itu terkait sistem konvensi, organisasi konvensi, peserta konvensi, kegiatan dan proses konvensi, waktu dan tahapan konvensi, biaya dan pendanaan konvensi, dan  penentuan pemenang konvensi.

Peneliti Maarif Institute Endang Tirtana mengapresiasi aturan pokok konvensi capres yang telah ditetapkan Partai Demokrat itu.

Endang menilai  penjelasan SBY mengenai aturan pokok konvensi capres Partai Demokrat itu mengakomodir masukan dari masyarakat.

"Ini bagus. Artinya secara tidak langsung, Partai Demokrat mendengar suara masyarakat," ujar Endang Tirtana Senin, (8/7).

Hal senada kerap dilontarkan  Dewan Penasihat The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jeffrie Geovanie.

Jeffrie tercatat sebagai pengamat yang pertama kali menyarankan agar partai politik menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden. Ia sudah mewanti-wanti agar penjaringan capres digelar terbuka dan demokratis.

"Harapan saya Demokrat terbuka dalam mekanisme dan penetapan hasil akhir dari konvensi ini. Harusnya begitu. Kalau tidak, akan jadi bumerang," kata Jeffrie pertengahan April lalu.

Sebagai warga negara, Jeffrie saat itu mengungkapkan harapannya, bahwa yang menentukan siapa yang menjadi calon presiden di antara peserta konvensi itu adalah rakyat, pemilih pada umumnya.  

"Kalau survei pemilih nasional yang menjadi basis dalam mengambil keputusan, maka calon yang ditetapkan akan sangat mencerminkan aspirasi pemilih nasional," jelasnya.

Tak hanya itu, Jeffrie juga mengingatkan, pendaftaran konvensi bersifat terbuka. Artinya tidak hanya diikuti kader Demokrat. Dengan itu, tokoh-tokoh alternatif dari generasi baru bisa ikut konvensi. 

"Setahu saya Demokrat akan membuat konvensi terbuka. Tentu Demokrat tidak membatasi generasi. Tapi jelas terbuka terhadap generasi baru, yang merupakan generasi pemilih mayoritas," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement