Senin 08 Jul 2013 15:56 WIB

Harga Cabai Rawit Tembus Rp 60 Ribu

Rep: Djoko Suceno/ Red: Dewi Mardiani
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga cabai rawit terus meroket. Sehari menjelang bulan puasa, harga cabai rawit menembus Rp 60 ribu per kilogram. Meroketnya harga cabai ini dikeluhkan ibu rumah tangga dan pengelola warung nasi di Kota Bandung. Selain harga cabai rawit, cabe keriting, bawang merah, dan sejumlah sayuran juga mengalami kenaikan yang signifikan.

"Ampun harga-harga terus naik. Apa pemerintah tak bisa mengendalikan harga sayuran," kata Ny Ani Yudi (50 tahun)  pemilik warung nasi, Senin (8/7). Dikatakan Ny Ani, cabai rawit selain mahal harganya juga stoknya terbatas.

Tidak semua pedagang sayuran di Pasar Kiaracondong menjual cabai rawit. Dari lima pedagang sayuran, imbuh dia, hanya dua pedagang yang menyediakan cabai rawit. Pedagang, imbuh dia, tak berani menyediakan cabai rawit karena takut tak laku. " Kalau menjual trus tidak ada yang membeli kan mereka akan rugi," kata dia.

Ani pun mengaku mengurangi jumlah cabai rawitnya dalam membuat sambal di warung nasinya. Jika biasanya dalam satu porsi ikan bakar dia mengiris lima sampai enam cabai rawit, sekarang dikurangi hanya dua biji cabai rawit saja. Kalau tetap dengan lima atau enam biji cabai ia mengaku akan tekor. " Saya tak menaikan harga jual, paling mengurangi jumlah cabainya. Kalau tidak begitu saya bisa rugi," kata dia.

Menurut penuturan Ny Ani, selain harga sayuran, daging ayam potong pun meroket dan mencapai Rp 38 ribu per kilogramnya. Jumlah stok daging ayam di Pasar Kiaracondong, kata dia, sangat terbatas. Konsumen, kata dia, tak membeli daging ayam dalam jumlah banyak. " Paling hanya satu dua kilogram saja. Syarat buat menjelang puasa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement