Senin 08 Jul 2013 02:50 WIB

KAI Rugi 3 Miliar Akibat Tiket Elektronik Hilang

Tiket elektronik KRL
Foto: Republika/Yasin Habibi
Tiket elektronik KRL

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia akan memperbaiki sistem "e-ticketing" KRL Jabodetabek terutama setelah kehilangan sebanyak 700 ribu kartu tiket elektronik yang alokasi pengadaannya menghabiskan hampir Rp 3 miliar.

"Kami telah kehilangan 700 ribu tiket yang pengadaannya bisa hampir Rp 3 miliar," kata Direktur Utama KAI Ignasius Jonan di Jakarta, Ahad (7/7).

Menurut Ignasius Jonan, persoalan dari permasalahan hilangnya ratusan ribu tiket elektronik itu bukan kepada jumlah anggarannya tetapi karena jangka waktu pengadaannya bisa sampai beberapa bulan.

Pada saat ini, ujar dia, KAI tinggal memiliki sekitar 400 ribu tiket elektronik "Single Trip" sehingga bila tiket ini juga habis, para pengguna jasa layanan KRL mesti membeli kartu "Multi Trip" yang lebih mahal.

Sejak Senin (24/6), KAI telah memasarkan kartu "E-Ticketing" Berlangganan atau "Multi Trip" yang menggunakan sistem potong saldo, yang bisa dimiliki dengan membayar kartu perdana Rp20.000 ditambah saldo perdana Rp13.000.

Selanjutnya, untuk pengisian ulang saldo pengguna kartu Berlangganan Multi Trip dapat melakukan Isi Ulang atau "Top Up" pada loket Stasiun di Jabodetabek dengan pilihan nominal mulai dari Rp 5.000 atau Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 200.000.

Saldo pada kartu Multi Trip dapat diisi sampai dengan saldo maksimal sebesar Rp 1.000.000. Selain itu, kartu multi trip tidak memiliki masa kedaluwarsa, sehingga pengguna tidak perlu khawatir saldo yang ada pada kartu akan hangus dalam jangka waktu tertentu jika tidak digunakan.

Dirut KAI mengemukakan, pihaknya tidak menyalahkan penumpang tetapi lebih disebabkan petugas yang kurang tertib dalam mengumpulkan kartu tersebut.

Untuk itu, Jonan menyatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan ketertiban serta menambah jumlah petugas agar tidak terjadi lagi lebih banyak kehilangan.

Selain itu, pihak KAI juga akan berupaya lebih keras dalam menutup semua "jalan tikus" untuk akses keluar-masuk ke dalam stasiun. "Kami berupaya agar dalam dua bulan selesai," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement