Jumat 05 Jul 2013 18:00 WIB

Sambut Ramadhan dengan Megengan di Surabaya

Rep: Andi Ikhbal/ Red: A.Syalaby Ichsan
Lambang Surabaya, ilustrasi
Lambang Surabaya, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tidak seperti biasannya, usai Sholat isya, Masjid Syuhada daerah Jalan Pacar Kembang, Tambaksari, Surabaya, masih dipadati jamaah.

Di sudut pintu, sudah tersaji berbagai jenis kue, sebagai tradisi selametan jelang Ramadhan."Ini namanya 'megengan', mas," kata Sudarmadi (56), warga daerah sekitar yang hendak mengadakan ritual tersebut.

Dia menjelaskan, setiap warga umum menyumbangkan sedikitnya 50 kue untuk acara tersebut. Kegiatannya tidak selalu berlokasi di masjid. Banyak juga yang menyelenggarakannya di rumah. 

Mereka mengundang kerabat dan tetangga dekatnya untuk berdoa dan santap makanan bersama. Jenis kue yang menjadi khas warga Surabaya menyambut ramadhan adalah kue Apem ditambah dengan pisang.

"Khusnya kue Apem. Karena sudah menjadi kebudayaan kental masyarakat Jawa Timur dalam setiap acara," kata Sarifah (27) warga lainnya.

Dia menambahkan, pelaksanaan 'megengan', umumnya dilakukan mulai dari sepekan hingga sehari sebelum masuk bulan ramadhan. Menurutnya, untuk masalah waktu, tergantung kultur di setiap kampung yang melangsungkan.

Sebelum 'megengan', kata Sarifah, di sore hari, sebagian warga Surabaya melakukan ziarah ke makam leluhur dan tokoh agama berpengaruh menjelang bulan suci Ramadhan. Di antaranya makam Sunan Ampel dan Mbah Bungkul."Tapi saya sih ke makam kakek leluhur saya sendiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement