Rabu 03 Jul 2013 18:39 WIB

Jelang Puasa, Omzet Pedagang Petasan 'Meledak'

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Karta Raharja Ucu
Pedagang petasan dan kembang api. Ilustrasi
Foto: Republika
Pedagang petasan dan kembang api. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kembang api dan petasan adalah salah satu benda yang banyak dijual selama Ramadhan hingga setelah Idul Fitri. Tak heran jika omzet penjualan kembang api dan petasan meningkat tajam.

Abuy, salah seorang pedagang kembang api dan petasan di Pasar Anyar, mengaku omzet dagangannya mencapai Rp 300 ribu per hari. Sekitar 30 macam kembang api dan petasan berbagai ukuran yang ada di lapak Abuy dipasok dari Pasar Pagi Glodok.

Bapak satu anak itu mengaku memiliki kekhawatiran dengan dagangannya yang mudah terbakar dan meledak. Apalagi, lapak Abuy berlokasi tepat di pintu masuk pasar yang ramai lalu lalang orang dan kendaraan. "Kalau ada pembeli yang merokok, saya minta rokoknya dijauhkan atau dimatikan dulu," kata Abuy, Rabu (3/7).

Berulang kali Abuy menjual petasan dan kembang api menjelang dan selama Ramadhan, tidak sekalipun dagangannya pernah terbakar. "Kalau hari ini tidak habis, dagangan saya titip ke teman yang punya ruko," kata pria berambut gondrong itu. Dagangan yang dititipkan ia simpan rapi dalam sebuag kardus.

"Beberapa jenis petasan tidak perlu dibakar api, cukup dibanting. Biarpun begitu, orangtua harus ikut mengawasi," kata warga Barata, Cimanggu, Bogor itu.

Variasi kembang api dan petasan yang dijual Ahmad memang tidak sebanyak milik Abuy. Ahmad hanya menjual 22 macam. Namun, sama halnya dengan Abuy, dagangan pemuda asal Brebes itu selalu habis menjelang akhir Ramadhan.

Bermodal uang sekitar Rp 500 ribu, Ahmad mengambil pasokan kembang api dan petasan dari sebuah toko mainan di Pasar Anyar. "Cari yang dekat saja, suapaya tidak makan ongkos terlalu besar," kata Ahmad.

Pemuda yang tinggal bersama pamannya di wilayah Sempur itu menjual dagangannya mulai dari harga Rp 2.000 hingga Rp 70 ribu. "Yang ramai dibeli petasan banting, petasan gasing, petasan bentuk pentul korek api, dan petasan cabai," kata Ahmad.

Guna menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, Ahmad menaruh rokoknya di bawah lapaknya jika di saat bersamaan datang pembeli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement