Kamis 04 Jul 2013 05:10 WIB

LGBT Masih Bisa Berubah

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Mansyur Faqih
Lesbian dan homo. (ilustrasi)
Foto: www.insan-awam.blogspot.com
Lesbian dan homo. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Universitas Indonesia, Tika Wibisono menilai lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) masih bisa berubah. Namun, perubahan itu sangat bergantung pada faktor pribadi masing-masing. "Sangat bisa. Tapi harus ada kemauan dari yang bersangkutan," kata Tika, saat dihubungi Republika, Rabu (3/7). 

Ia mengatakan, selama penyebab penyimpangan orientasi seksual itu bukan karena faktor genetika, maka masih bisa dilakukan penyembuhan. Menurutnya, penyimpangan orientasi seksual ini bisa berbagai macam penyebabnya. Misalnya, trauma mendalam seseorang yang mengakibatkan perubahan orientasi seksual. Lalu faktor pola asuh dan lingkungan. "Baru akhirnya muncul pandangan baru. Sehingga tidak begitu saja menyimpang," kata dia.

Menurut Tika, biasanya LGBT ini juga masih berada dalam posisi di persimpangan. Artinya, masih ada konflik dalam diri sendiri mengenai pilihannya. Konflik ini bisa menjadi tekanan tersendiri. Apalagi adanya pandangan masyarakat yang kebanyakan masih belum menerima. "Ini jadi beban yang bersangkutan," ujar dia.

LBGT yang masih pada posisi di persimpangan ini, menurut Tika, masih bisa berubah. Karena pada dasarnya mereka normal secara seksual. Caranya bisa dengan melakukan berbagai terapi. Seperti terapi psikologis, psikoseksual, atau kognitif. Sehingga, menurut dia, orang yang bersangkutan bisa yakin dengan identitasnya.

Menurut Tika, faktor lingkungan sosial pun akan turut berperan bagi LGBT. Orang-orang di sekitar yang peduli bisa turut membantu LGBT untuk berubah. "Adanya diskriminasi justru membuat mereka bisa semakin solid sebagai yang tercampakkan, tersisihkan, terbuang, dan menstimulasi ide lainnya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement