Rabu 03 Jul 2013 07:40 WIB

Harga Ayam Naik, Pedagang Kebingungan

Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sejumlah pedagang mengeluhkan naiknya harga daging ayam. Di antaranya adalah pedagang mi ayam di Cilacap, Jawa Tengah.

"Terus terang, kami bingung untuk jualan karena harga daging ayam terus mengalami kenaikan. Demikian pula dengan harga bumbu-bumbunya termasuk saos," kata salah seorang pedagang mi ayam Kasdi (37) di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Cilacap, Rabu.

Menurut dia, harga daging ayam di tingkat pengecer saat ini telah mencapai Rp 32 ribu per kilogram atau naik sebesar Rp 1.000 dari akhir pekan lalu yang sebesar Rp 31 ribu/kg.

"Kalau yang sudah berlangganan, sebenarnya harganya cuma Rp 30 ribu/kg meskipun tetap memberatkan. Jika harganya di kisaran Rp 25 ribu-Rp 28 ribu/kg, kami masih bisa mendapatkan keuntungan meskipun sedikit karena harga bumbu-bumbunya juga naik," katanya.

Ia mengatakan bahwa bumbu-bumbu yang mengalami kenaikan harga di antaranya cabai rawit dari Rp 40 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg dan bawang merah Rp 25ribu/kg menjadi Rp 34 ribu/kg. Bahkan, kata dia, harga saos sambal juga mengalami kenaikan dari Rp 1.000 per botol menjadi Rp 1.300/botol.

Kendati demikian, dia mengaku belum menaikkan harga jual mi ayam. "Saya masih jual mi ayam dengan harga sebesar Rp 5.000 per mangkuk. Nanti saat lebaran dan seterusnya, akan dinaikkan menjadi Rp 6.000/mangkuk," katanya.

Pedagang lainnya, Sutrisno juga mengaku belum berani menaikkan harga jual mi ayam karena khawatir ditinggalkan pelanggan.

Menurut dia, lebaran merupakan waktu yang tepat untuk menaikkan harga jual mi ayam karena saat itu, hampir semua harga barang mengalami kenaikan akibat banyaknya permintaan sedangkan pasokannya terbatas.

"Jadi, saya punya alasan untuk menaikkan harga jual mi ayam dan konsumen tidak akan terkejut dengan kenaikan harga itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement