REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui reformasi birokrasi yang saat ini dijalankan masih belum maksimal dan memerlukan kerja keras untuk menyempurnakannya.
"Reformasi birokrasi bukan hanya renumerasi, tapi manakala organisasi itu bebas penyimpangan termasuk korupsi, mereka menjalankan tugas secara transparan dan responsif," kata Presiden saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja akademi TNI dan Polri di Akademi Angkatan Laut Bumimoro Surabaya, Senin malam.
Kepala Negara mengatakan reformasi birokrasi bila diumpamakan buku rapot dengan 10 mata pelajaran, dari jumlah itu tujuh di antaranya sudah baik dan tiga hal yang masih angka merah, termasuk sektor reformasi birokrasi.
Selain reformasi birokrasi, sejumlah persoalan yang masih terus dibenahi oleh pemerintah adalah pemberantasan korupsi dan tumpang tindih terkait otonomi daerah.
Presiden berkeyakinan tiga hal tersebut akan terus dibenahi sehingga kondisi Indonesia akan semakin baik.
Pembekalan dihadiri oleh 735 taruna masing-masing 238 taruna akademi militer, 105 taruna akademi angkatan laut, 108 taruna akademi angkatan udara, 236 taruna akademi kepolisian dan 48 taruni akademi kepolisian.
Sebanyak 735 taruna itu akan dilantik menjadi perwira remaja pada Selasa (2/7) pagi oleh Presiden.