Senin 01 Jul 2013 21:37 WIB

Jelang Ajaran Baru, Transaksi Pegadaian Sukabumi 'Adem Ayem'

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Djibril Muhammad
Logo of PT Pegadaian (illustration)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Logo of PT Pegadaian (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Jumlah warga yang menggadaikan barangnya ke Pegadaian Sukabumi belum mengalami lonjakan. Padahal, biasanya jumlah transaksi mengalami kenaikan pada saat menghadapi tahun ajaran baru di sekolah.

"Transaksi di pegadaian masih normal seperti biasanya," ujar Manajer Operasional Pegadaian Sukabumi, Ramdiah, kepada Republika, Senin (1/7).

Sebab, jumlah warga yang menggadaikan barang khususnya perhiasan emas masih seperti hari-hari biasa. Menurut Ramdiah, pada momen ajaran baru sekolah biasanya memang terjadi peningkatan jumlah transaksi. Namun, pada awal masa pendaftaran ke sekolah tahun ini belum terjadi lonjakan.

Meskipun demikian Ramdiah mengatakan, pegadaian siap mengantisipasi kenaikan jumlah transaksi. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir tidak terlayani pegadaian.

Di sisi lain, Ramdiah mengungkapkan, transaksi yang saat ini naik adalah permintaan modal usaha untuk berbisnis di bulan puasa atau jelang lebaran. Kenaikan transaksi mencapai sekitar 30 persen dibandingkan kondisi sebelumnya.

Peningkatan ini salah satunya disebabkan adanya pelaku usaha yang membutuhkan uang untuk memanfaatkan peluang bisnis menjelang datangnya puasa dan lebaran nanti.

Ramdiah mengungkapkan, besaran kredit yang diajukan warga mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 100 juta. Jumlah kredit ditentukan berdasarkan jenis kendaraan yang dimiliki masyarakat.

Sebab, syarat untuk mengajukan kredit ke pegadaian adalah buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB). Pegadaian tidak menerima jaminan sertifikat tanah maupun yang lainnya.

Salah seorang warga Kecamatan Cikole, Acu (56 tahun) mengatakan, warga memang membutuhkan tambahan uang untuk membiayai anaknya ke sekolah. Hal ini untuk mengantisipasi adanya biaya atau pungutan yang disyaratkan sekolah."Namun, saat ini tahapanya baru tahaf pendaftaran," imbuh Acu, yang akan menyekolahkan anaknya ke tingkat SMA.

Sementara proses pembayaran biaya pendidikan masih menunggu keputusan dari sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement