Ahad 30 Jun 2013 20:46 WIB

Pilkades, Wisata Sambil Nyoblos 'Presiden Desa'

Rep: Nurhamidah/ Red: Heri Ruslan
Pilkades (ilustrasi). Republika/Musiron
Pilkades (ilustrasi). Republika/Musiron

REPUBLIKA.CO.ID, Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tidak hanya menjadi momen penting para kandidat calon desa seabagai orang nomor satu di desa setempat.

Tapi menjadi ajang berkumpul sesama warga sekaligus lokasi pemilihan mendadak menjadi tempat wisata sementara. Itulah yang terlihat di salah satu desa yang menyelenggarakan Pilkades di Kabupaten Tangerang. 

Dari 147 desa pada 28 kecamatan yang menyelenggarakan Pilkades di Kabupaten Tangerang pada Ahad (30/6),  Desa Budi Mulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang yang antusiasme warganya sangat tinggi pada Pilkades tersebut. Ribuan warga memenuhi lokasi pemungutan suara di sebuah lapanga, Jalan Raya Pemda, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. 

Lahan kosong yang tadinya hanya terdapat rumput mendadak penuh oleh hiruk pikuknya penyelenggaraan Pilkades. Kondisi jalan raya yang biasanya lancar mendadak macet sehingga kendaraan yang melintas harus mengurangi kecepatannya. Sebab, setengah badan jalan digunakan untuk parkir dadakan oleh ratusan motor yang berderet di kedua sisi jalan.

Adapula sejumlah kendaraan pribadi maupun beberapa angkot yang memawa pendukung para kandidat. Padatnya jalan semakin bertambah tak kala puluhan pedagang kaki lima memenuhi lokasi tersebut.

Tampak sejumlah pedagang makanan maupun minuman yang  menjajakan jajanan beraneka ragam. Tak hanya itu, adapula pedagang pakaian, sepatu, sandal, hingga penjual helm. Sejumlah warga terlihat berbelanja setelah mencoblos pada Pilkades tersebut. Itu terlihat sejumlah lapak pedagang semuanya dikerumuni warga.

Selain itu, pedagang sayuran dan hewan peliharaan juga ikut mengais rezeki di tempat tersebut. Banyaknya sejumlah jajanan, membuat area jalan dan lokasi pemilihan terlihat penuh sesak. Sehingga sampah plastik, botol minuman, sampai kotak dari styrofoam bekas makanan bertebaran di semua sudut.

Warga sudah memenuhi tempat pemungutan dari pagi hari, meskipun sempat diguyur hujan kecil sebentar namun proses pengambilan suara tetap berlangsung.

Beralih ke lokasi pemungutan suara, pada lapangan kosong tersebut terdapat pagar setinggi satu meter yang mengelilinginya. Pada pagar tersebut terdapat empat pintu yang terletak pada sudutnya. Dua pintu digunakan sebagai tempat masuk warga yang akan mencoblos.

Pintu masuk untuk warga laki-laki dan perempuan terpisah satu sama lain. Pada pintu masuk tersebut terlihat sejumlah warga mengantri menunggu panggilan namanya.

Sementara untuk pintu keluar juga dua yang terpisah antara pemilih pria dan wanita. Adapula dua buah tenda panitia yang menyediakan kartu suara dan memanggil nama warga. Sementara ada satu tenda untuk panitia maupun pejabat daerah. Satu lagi, terlihat panggung yang terdapat tujuh pasang Calon Kepala Desa Budi Mulya.

Ketujuh calon kandidat tersebut duduk menghadap tempat pemungutan suara sambil mengangkat bendera yang memuat warna dukungannya. Sedangkan di depannya terlihat fotonya masing-masing yang sudah dibingkai.

Untuk tempat pencoblosan terdapat empat buah yang terbuat dari papan yang dicat berwarna putih. Dua bilik suara untuk pemilih laki-laki dan dua lagi untuk pemilih perempuan. Hal yang sama juga untuk kotak suara terdapat empat buah.

Pada setiap pintu masuk dan keluar pencoblosan dijaga oleh sejumlah aparat kepolisian dan koramil. Pada pintu keluar terdapat tinta hitam untuk setiap warga yang sudah mencoblos harus mencelupkan jarinya disana.

“Hidup merah!” “Hidup Biru!” “Hidup Kuning!” “Hidup Ungu!” “Hidup Hijau!” dan warna lainnya juga disebut begitulah teriakan para pendukung kandidat. Mereka satu sama lain meneriakan suara dukungan untuk calon yang diusungnya. Sementara itu, diluar pagar terdapat tujuh tenda besar yang berbeda warna.

Ketujuh tenda tersebut menunjukkan setiap dukungan untuk kandidat calon kades. Terlihat tujuh tenda dengan berbeda warna ada tenda merah, hijau, kuning, biru, abu-abu, cokelat, dan ungu. Semua tenda tersebut dipenuhi oelh ratusan pendukung setiap kandidat yang memakai atribut warna senada. 

Diantaranya untuk tenda merah, terlihat warga berkumpul dengan menggunakan atribut serba merah. Mulai dari baju, topi, kerudung maupun aksesoris lainnya. Warna merah ini menjadi milik calon kades bernama Kamsari yang pendukungnya terlihat antusias.

“Kita sudah siapkan, kostum harus merah, dari kaos, topi, kerudung semuanya merah. Bahkan kita sudah siapkan doorprize dari motor hingga kulkas,” ucap Sangsang (40) salah satu warga pendukung Kamsari. 

Ia mengaku apabila kades yang didukungnya terpilih nanti maka akan diadakan undian bagi warga yang sudah mencoblos untuk mendapatkan sejumlah hadiah. Diantaranya ada lemari es, kipas angin, kompor gas, sampai sepeda motor.  

Hal tersebut dilakukan untuk menarik simpati masyarakat agar memilih calon yang didukungnya. Setiap pemilih akan diberikan nomor kupon undian yang nantinya akan diundi siapa yang terpilih. 

Sementara itu, untuk tenda berwarna kuning merupakan untuk pendukung calon kades bernama Dedeh Kurniasih terlihat sama menggunakan atribut serba kuning. Mereka juga datang dengan menggunakan kaos, topi dan berbagai aksesori berwarna kuning.

Bahkan terlihat beberapa angkutan berwarna kuning yang sekujur badan mobilnya ditempel dengan foto calon kades tersebut. Dedeh merupakan satu-satunya calon kades perempuan diantara enam kandidat lainnya. “Saatnya wanita bisa memimpin untuk mewakili keterwakilan perempuan,” kata Surdi (40).

Salah satu warga Desa Budi Mulya bernama Neng (38) mengharapkan pada Pilkades kali ini desanya bisa dipimpin oleh kepala desa yang mengutamakan kepentingan masyarakat.

“Yang penting bisa punya pemimpin yang pro aktif dan bisa mengayomi warga,” katanya seusai mencoblos. Selain itu, ia mengharapkan kades terpilih nanti bisa memperhatikan sejumlah permasalahan yang ada di desanya seperti perbaikan jalan, drainase, dan pengeloaan sampah untuk kebersihan lingkunga.

Pilkades tersebut juga membuat sejumlah pedagang meraup untuk besar pada lokasi pemungutan suara. Salah satu pedagang es kelapa bernama Kundang (45) mengaku mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari biasanya.

“Alhamdulillah nambah untungnya, biasanya hanya laku lima termos, sekarang hampir 10 termos,” ujarnya. Selain itu, ia juga mengatakan biasanya hanya menyediakan 50 butir kelapa muda yang satu gelasnya seharga Rp 3.000. Namun pada Pilkades tersebut sudah menyiapkan kelapa muda hingga satu mobil pick up penuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement