REPUBLIKA.CO.ID PONTIANAK -- Hingga Mei 2013 PT Permodalanan Nasional Madani (PNM) wilayah Pontianak, Kalimantan Barat, mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 43 persen. Total pembiayaan yang disalurkan PNM melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULMM) sejak awal tahun mencapai Rp 63,5 miliar.
"Pencapaian ini diperoleh dari pertumbuhan jumlah debitur ULMM di wilayah Pontianak," kata Executive Vice President PT PNM Arief Mulyadi, dalam siaran persnya yang diterima Republika, Ahad (30/6).
Selama lima bulan pertama 2013 usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dibiayai PNM Pontianak tumbuh 58 persen menjadi 1.758 UMKM. Kinerja positif juga bisa dilihat dari perbaikan ekonomi pelaku UMKM binaan PNM Cabang Pontianak melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU).
Selain pelatihan reguler, PNM juga membuka pelatihan klasterisasi bagi pelaku dalam bidang usaha yang sama, yaitu para produsen gula kelapa di wilayah Kubu Raya.
Klasterisasi tersebut berlangsung sejak Oktober 2012 hingga April 2013 dan terpusat di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Klaster UMK Gula Kelapa Kubu Raya, yang berhasil meningkatkan kapasitas usaha para pengrajin gula kelapa di Kalimantan Barat.
"Kami berharap Kabupaten Kubu Raya menjadi sentra gula kelapa di Kalimantan, terutama untuk produksi gula semut yang sebagian besar pasarnya untuk konsumsi ekspor," kata Arief.
Pemimpin PNM Cabang Pontianak Nino Achmad Kusuma mengatakan pendampingan Klaster UMK Gula Kelapa Kubu Raya merupakan kegiatan pelatihan usaha yang melibatkan 50 pengrajin gula kelapa di Pontianak.
Kegiatan meliputi pelatihan teknik produksi gula kelapa dan gula semut, pelatihan standarisasi produksi, pengendalian mutu melalui sistem kelompok, serta pelatihan pengemasan dan pengepakan.
PNM juga memfasilitas pengujian mutu gula di laboratorium agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Perseroan juga memberikan bantuan aset tepat guna berupa oven pengering, ayakan, disain kemasan ritel, serta mengupayakan pembukaan akses pasar ke luar negeri.
Hasilnya, harga jual gula cetak naik 6 persen dari tadinya Rp 8.500 per kg pada Oktober 2012 menjadi Rp 9 ribu per kg per April 2012. Kapasitas produksi gula juga meningkat 7 persen menjadi 24 ton per bulan dalam kurun waktu yang sama.
Nino menambahkan saat ini pemasaran gula kelapa, khususnya gula semut, sudah menembus pasar ekspor. Total ekspor gula semut dari Klaster Gula Kelapa Kubu Raya mencapai 1,7 ton per April 2013.
Dari sisi penyaluran kredit, Nino menilai PNM Cabang Pontianak sejauh ini mampu menjaga kualitas pembiayaan dengan tingkat kredit bermasalah sebesar 0,73 persen.