Sabtu 29 Jun 2013 07:24 WIB

Dua Desa di Daerah Ini Rawan Ambles

Tanah ambles, ilustrasi
Tanah ambles, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Dua desa di Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur, rawan ambles, karena praktik penambangan batu-bata yang dilakukan oleh warga setempat, kata Bupati Achmad Syafii, di Pamekasan, Sabtu (29/6).

"Hal ini berdasarkan hasil survei instansi terkait, setelah beberapa waktu lalu terjadi tanah retak dan ambles di lokasi penambangan batu-bata di Pamekasan ini," katanya menjelaskan.

Menurut Bupati, tanah pada dua desa yang rawan ambles itu masing-masing Desa Grujugan dan Desa Larangan di Kecamatan Larangan. "Kami sudah meminta instansi terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut, mengkaji berbagai kemungkinan yang akan terjadi akibat adanya penambangan batu-bata di lokasi perkampungan padat penduduk itu," katanya lagi.

Di Desa Grujugan Kecamatan Larangan penambangan batu-bata dilakukan warga setempat di Dusun Pancor. Pada lokasi itu sekitar 30 unit rumah warga terancam ambles, karena di dalamnya berongga, akibat galian batu-bata. "Tempat galian itu semula kecil. Tapi di dalam itu 'kan seperti terowongan," kata staf Humas Kecamatan Larangan, Sunairi.

Kondisi serupa terjadi di Desa Larangan Dalam Kecamatan Larangan. Bagian Sumber Daya Alam Pemkab Pamekasan memperkirakan, terowongan dalam tanah akibat galian batu-bata oleh warga itu, hingga di bawah kantor Kecamatan Larangan. Pada Jumat (21/6) sekitar pukul 04.30 WIB tanah sepanjang 500 meter secara tiba-tiba retak dan ambles di Dusun Dusun Pancor sekitar 7 kilometer ke arah timur Kota Pamekasan.

Kasus tanah ambles yang terjadi di Dusun Pancor itu bukan yang pertama kali. Tanah ambles sebelumnya juga dilaporkan terjadi di dua desa di Kabupaten Sumenep, sehingga pemkab setempat harus mengevakuasi warga di sekitar lokasi kejadian ke tempat yang lebih aman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement