REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi, Ninasapti Triaswati mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak serta merta menghemat APBN. Sebab, menurutnya belum tentu akan mengurangi konsumsi solar dan premium bersubsidi.
"Menurunkan konsumsi BBM tidak akan mudah. Apalagi dengan jumlah kendaraan saat ini, Indonesia tidak akan bisa menghemat BBM dari sisi volume," kata Ninasapti Triaswati dihubungi di Jakarta, Jumat (28/6).
Nina mengatakan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut mendorong meningkatnya jumlah kendaraan dan otomatis menambah konsumsi BBM. Hal itu terbukti dengan meningkatnya volume konsumsi BBM bersubsidi setiap tahun.
Saat ini, kata Nina, jumlah mobil di Indonesia sudah mencapai sebelas juta dan jumlah motor mencapai 90 juta. Semua kendaraan itu memerlukan bahan bakar, sehingga volume BBM tidak akan menurun.
"Pola subsidi BBM selama ini sudah salah. Seharusnya yang disubsidi adalah orang, bukan kendaraan. Kalau punya mobil, punya motor, bisa dipastikan mereka tidak termasuk 40 persen masyarakat termiskin yang layak mendapatkan subsidi," tuturnya.