REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Zulkufki Yusuf, menyatakan luas kebakaran hutan dan lahan mencapai sekitar 16.500 hektare sejak 1 hingga 26 Juni.
"Kami terus memperbarui datanya, kemungkinan bisa bertambah luasnya," kata Zulkifli di kantor Satgas Tanggap Darurat Asap Riau, Pekanbaru, Jumat (28/6). Data tersebut merupakan gabungan dari informasi yang dihimpun Dinas Kehutanan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Enam daerah terluas kebakaran dikatakan Zulkifli ada di Kabupaten Bengkalis mencapai 6.300 ha, Rokan Hilir (6.195 ha), Rokan Hulu (900), Siak (892 ha), Indragiri Hulu (510 ha) dan Pelalawan (250 ha). Untuk sementara, area kebakaran di Pekanbaru mencapai lebih dari 4 ha.
Berdasarkan sebaran titik panas (hotspot), lanjutnya, selama Juni jumlah titik panas terdeteksi melalui satelit NOAA 18 di kawasan hutan mencapai 993 titik dan 502 berada di area nonkawasan hutan. Sebanyak 72 titik panas terdeteksi di kawasan lindung, suaka margasatwa sebanyak 42 titik. "Titik api terbanyak di hutan tanaman industri 405 titik dan hutan produksi 225 titik," katanya.
Ia mengatakan, area hutan tanaman industri yang masih terbakar adalah milik PT Arara Abadi di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. "Tapi itu koperasi mereka yang membakar," ujarnya.
Ia mengatakan jumlah hotspot terakhir terpantau pada Kamis (28/6) mencapai 19 titik. Penyebarannya di Kabupaten Siak sebanyak dua titik, Rokan Hulu (1), Pelalawan (6), Bengkalis (2), Dumai (1), Indragiri Hilir (2), Kampar (2) dan Kepulauan Meranti (1).