REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Ketua Komisi C Arif Rahman Hakim memastikan kenaikan tarif bus kota nonTransJogja tidak bakal berpengaruh terhadap penumpang TransJogja. Sebab, jalur bus kota berbeda dengan rute TransJogja.
"Karena itu tarif TransJogja akan tetap dan tidak akan dinaikkan. Apalagi dalam surat perjanjian (MoU) antara Pemda DIY dan PT JTT (Jogja Tugu Trans) selaku operator TransJogja sudah disepakati besaran biaya operasional kendaraan (BOK) akan disesuaikan dengan besaran kenaikan harga solar," kata Arif pada wartawan, Kamis (27/6).
Apalagi bus kota lebih fleksibel, penumpang bisa turun di mana-mana dan akan memudahkan penumpang. Sedangkan kalau naik TransJogja harus turun di halte.
Dalam surat perjanjian disebutkan kalau harga BBM naik, maka subsidi BOK juga naik. Kalau harga BBM naiknya Rp 1000 per liter (red. solar), maka kenaikan BOK sebesar 25 persen dari kenaikan BBM. Berarti kenaikan BOK untuk TransJogja sebesar Rp 250 per kilometer.
Hal senada juga dikemukakan Kepala UPT Trans Jogja, Agus Minang Satyo Nugroho. Walaupun BBM naik tarif penumpang tetap sama. Namun kami membayar ke PT JTT yang mengalami kenaikan.
Dalam MoU baru, besaran BOK untuk setiap bus adalah Rp 5.145 per kilometer. Jika harga solar naik Rp 1.000 per liter, maka BOK yang diberikan per bus ditambah Rp 250. "Perhitungan ini didapat dari rumus seperempat kali selisih harga lama dan harga solar baru," katanya menjelaskan.