Kamis 27 Jun 2013 09:58 WIB

Organda Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Angkutan Umum

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
 Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok.  (liustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok. (liustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi angkutan umum di Jakarta kian memprihatinkan. Tak hanya kondisi fisiknya saja yang sudah usang, pelayanan pada penumpang pun kerap tidak pernah diutamakan.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, Sudirman mengatakan, buruknya pelayanan angkutan umum karena banyak hal. Salah satunya, tergantung pada seberapa besar untung yang diraup operator dari bisnisnya tersebut.

"Masalah pelayanan itu berbanding lurus dengan pemasukan pengusaha," kata Sudirman kepada ROL, Kamis (27/6).

Menurut Sudirman, kenaikan tarif angkutan umum hanya cukup untuk menutupi harga BBM dan komponen-komponen lain yang juga ikut naik. Sementara, tidak ada biaya yang dimiliki pengusaha untuk melakukan revitalisasi armada.

Ia menilai selama ini pihaknya terus ditekan memberikan pelayanan prima pada masyarakat. Sementara, pemerintah tidak pernah memberikan perhatian khusus pada angkutan umum yang keberadaannya masih dibutuhkan banyak orang.

Sudirman mengakui, saat ini angkutan umum bersaing dengan angkutan transportasi massal seperti TransJakarta dan KRL yang semuanya mendapatkan subsidi pemerintah. "Sementara usaha kita, untuk mendapatkan suku bunga yang rendah saja tidak bisa," tuturnya.

Salah satu alasan operator masih mengoperasikan armada yang sudah usang, kata Sudirman, karena mahalnya nilai investasi untuk membeli kendaraan yang baru. Untuk kendaraan jenis KWK saja, tuturnya, bunganya 13 persen. Bunga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kendaraan pribadi yang suku bunganya hanya tiga persen.

Karenanya, Sudirman mendesak pemerintah memberikan subsidi pada angkutan umum. Paling tidak, masih kata Sudirman, dengan meniadakan kelonggaran biaya seperti bunga bank, biaya retribusi, biaya perpanjangn trayek yang selama ini membebankan para pengusaha. Jika angkutan umum telah disubsidi, ia yakin pelayanan penumpang akan terus meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement