Rabu 26 Jun 2013 13:59 WIB

Minimnya Fasilitas Bermain Anak Dikeluhkan Warga

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah anak bermain di salah satu taman yang terdapat ruang kreatif bermain bagi anak, Jakarta Pusat, Selasa (25/6).   (Republika/Prayogi)
Sejumlah anak bermain di salah satu taman yang terdapat ruang kreatif bermain bagi anak, Jakarta Pusat, Selasa (25/6). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANTAR JATI -- Beberapa anak laki-laki kecil terlihat sedang bermain bola plastik di mulut salah satu gang di Jalan Ceremai Ujung, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara. Mereka hanya berhenti saat ada kendaraan yang membunyikan klakson.

Jalan Ceremai Ujung cukup ramai karena merupakan jalan alternatif menuju Tol Lingkar Luar Bogor dari arah Baranang Siang.Ketua RT 02 RW 02 Kelurahan Bantar Jati Kecamatan Bogor Utara, Supriyanto, Rabu (26/6), mengakui tidak ada tempat terbuka untuk bermain anak di wilayahnya.

RT dari 75 Kepala Keluarga (KK) itu juga khawatir jika anak-anak di lingkungannya bermain di jalan. Yanto menuturkan sempat ada kebun warga yang digunakan anak-anak dan warga sebagai sarana bermain.

''Tapi karena tidak terurus, rumputnya jadi tinggi dan warga enggan ke sana lagi,'' kata pria yang biasa disapa Yanto itu.  ''Jika bicara hibah lahan, hampir tidak ada warga yang mau melakukannya,'' kata Yanto.

Baik Yanto maupun perangkat RT lain belum terpikir untuk mengajukan proposal pembebasan lahan ke pemerintah daerah untuk fasilitas umum.

Roro Trie Wanodya, Sekretaris Lurah Bantarjati, menuturkan, instruksi penyediaan lahan untuk fasilitas umum sudah ada. Hanya saja, penerapan di lapangan tidak mudah. ''Kebanyakan warga tidak mau menjual lahannya,'' kata Roro.

Warga masih bersedia jika rumah atau halaman rumahnya digunakan untuk posyandu atau sarana ibadah. Tapi jarang ada yang membolehkan tempatnya digunakan anak-anak bermain.

Roro sendiri mengatakan padatnya penduduk menjadi kendala penyediaan lahan. Roro mengatakan, ''Di RW 02 saja ada lebih dari 300 KK yang tersebar di lima RT.'' Dari informasi Roro, bahkan ada satu RT yang dihuni lebih dari 200 KK. 

Idealnya, di setiap RW terdapat satu area komunal. Dari pantauan Republika, beberapa tempat terbuka hingga tepian jalan di dalam gang di sekitar Kelurahan Bantarjati dijadikan tempat parkir kendaraan roda dua ataupun roda empat. ''Saya berharap ada kesadaran masyarakat untuk sama-sama menyediakan fasilitas,'' kata Roro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement